Bineka.co.id, Makassar – Pemerhati kesehatan sekaligus Ketua Barisan Muda Kesehatan Indonesia (BMKI) Sulsel, Irham Tompo, mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan untuk segera mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran hasil visum selebgram NR dari RS Bhayangkara Makassar.
Menurut Irham, momentum Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November seharusnya menjadi refleksi penting bagi aparat penegak hukum untuk menegakkan etika dan hukum di sektor kesehatan. Ia menilai tindakan penyebaran hasil visum merupakan pelanggaran serius terhadap privasi pasien.
“Momentum Hari Kesehatan ini, Polda Sulsel mesti mengungkap siapa pelaku penyebaran hasil visum saudari NR di RS Bhayangkara. Ada pihak yang jelas-jelas merugikan pasien dan harus diberi hukuman setimpal,” pinta Irham.
Irham menilai, hasil visum merupakan dokumen rahasia yang hanya boleh dikeluarkan untuk kepentingan penyidikan. Ia menyebut tindakan oknum yang membocorkan data tersebut sebagai pelanggaran pidana.
“Sebagai tenaga kesehatan, saya menilai hasil visum tidak boleh keluar kecuali untuk kepentingan penyidikan. Jadi ada oknum yang sudah melakukan perbuatan melawan hukum, dan itu jelas ada konsekuensi pidananya,” ujarnya.
Irham juga menyebut kasus penyebaran hasil visum seperti ini merupakan yang pertama kali terjadi di Sulawesi Selatan. Ia mengutuk keras tindakan tersebut karena dinilai merugikan korban secara mental maupun karier.
“Saya berharap aparat hukum segera menyelesaikan kasus ini agar tidak terjadi lagi di Makassar maupun di Sulsel,” tambahnya.
Selain meminta penegakan hukum, Irham juga mendesak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Sulsel untuk melakukan audit. Jika terbukti ada keterlibatan dokter dalam kebocoran tersebut, ia berharap izin praktik yang bersangkutan dicabut.
“Saya minta IDI dan BPRS mencabut izin praktiknya,” tegasnya.
Irham menambahkan, jika dalam waktu dekat tidak ada kejelasan penanganan kasus ini, pihaknya bersama BMKI Sulsel akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Polda Sulsel.
“Kalau dalam waktu dekat ini tidak ada penyelesaian dalam kasus penyebaran hasil visum maka BMT Sulsel akan melakukan unjuk rasa di depan Polda Sulsel,” tutupnya.
Sebelumnya, keluarga NR telah melayangkan somasi kepada RS Bhayangkara Makassar atas tersebarnya hasil visum NR di media sosial. Kuasa hukum keluarga, Herman Nompo, menuntut permintaan maaf, audit internal, dan penindakan terhadap oknum yang diduga membocorkan dokumen medis tersebut.
“Pihak keluarga meminta pihak RS Bhayangkara mengusut pihak yang tidak bertanggung jawab karena hasil visum seharusnya tidak beredar. Pihak kepolisian saja hanya menerima hasil tertulis untuk penyelidikan, jadi kami heran,” ujar Herman.
Pihak RS Bhayangkara Makassar sebelumnya telah menyampaikan permintaan maaf dan memastikan tengah melakukan penyelidikan internal. Manajemen rumah sakit berkomitmen memberikan sanksi tegas jika terbukti ada pelanggaran.
Adapun visum NR merupakan bagian dari proses penyelidikan dugaan tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) yang menyeret mantan suaminya berinisial CD, seorang pengusaha kafe dan resto di Makassar. Ia juga diduga turut terlibat dalam bisnis bahan bakar minyak alias BBM berjenis solar.

Tinggalkan Balasan