Bineka.co.id, Makassar – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan kembali menegaskan komitmennya menjadikan masjid sebagai ruang ibadah yang inklusif bagi seluruh kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan bertajuk “Madada: Masjid Berdaya, Berdampak”, yang mendorong masjid-masjid di Sulsel bertransformasi menjadi tempat ibadah yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kemanusiaan.
Kegiatan bertajuk Pembinaan Masjid Percontohan dan Ramah Disabilitas Tahun 2025 ini berlangsung pada Selasa, 15 Juli 2025, di Aula Kanwil Kemenag Sulsel. Sebanyak 30 peserta hadir, terdiri dari pengurus masjid dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, dalam sambutannya menegaskan bahwa masjid harus bisa diakses oleh semua lapisan umat. Ia menekankan pentingnya nilai inklusivitas sebagai perwujudan dari rahmatan lil ‘alamin, inti dari ajaran Islam.
“Masjid harus menjadi ruang yang mendamaikan, menenangkan, dan merangkul siapa saja. Jangan biarkan saudara-saudara kita yang difabel merasa terhalang atau terpinggirkan saat hendak mendekat kepada Allah SWT,” tegas Kakanwil.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pembangunan masjid ramah disabilitas tak cukup berhenti pada aspek fisik seperti ramp atau toilet khusus. Menurutnya, yang lebih krusial adalah membangun sikap, komunikasi, dan kepedulian sosial di tengah jamaah.
“Ini bukan sekadar proyek renovasi fisik, tetapi proyek hati. Kita harus mendidik empati dan membangun budaya inklusi agar Masjid benar-benar menjadi rumah bersama yang menumbuhkan semangat persaudaraan,” ujarnya.
Program ini merupakan bagian dari tindak lanjut Asta Aksi Kakanwil Kemenag Sulsel, salah satu agenda prioritas yang menyoroti pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat penguatan moderasi beragama serta layanan keagamaan yang inklusif dan berkeadilan.
Ketua panitia kegiatan yang juga menjabat Kabid Urusan Agama Islam, H. Abd. Gaffar, menyatakan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai langkah awal menuju gerakan kolektif membangun masjid yang peduli dan responsif terhadap jamaah disabilitas.
“Pembinaan ini bukan hanya sebatas wacana, tapi harus kita buktikan melalui aksi nyata. Kami berharap para peserta menjadi ujung tombak perubahan, membawa semangat inklusi ke tengah-tengah masyarakat dan menjadikan Masjid sebagai ruang yang betul-betul ramah untuk semua,” ujar H. Abd. Gaffar.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapat pembinaan dari berbagai narasumber kredibel, mulai dari akademisi UIN Alauddin Makassar, perwakilan Badan Kesejahteraan Masjid Sulsel, Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Sulsel, hingga PRIMA DMI Sulsel. Materi yang disampaikan mencakup pentingnya fasilitas aksesibel, peran imam dalam membangun praktik shalat inklusif, hingga studi kasus dari masjid ramah disabilitas di tingkat global.
Salah satu sesi yang paling menggugah adalah bahasan mengenai peran imam sebagai agen perubahan, yang menggarisbawahi kontribusi imam dalam menumbuhkan kesadaran sosial jamaah terhadap penyandang disabilitas.
Tak hanya pembekalan materi, peserta juga mendapat arahan teknis seperti penyesuaian fasilitas fisik, penggunaan bahasa isyarat dalam khutbah dan ceramah, penyediaan materi dakwah dalam format Braille dan audio, serta pendekatan membangun suasana sosial yang inklusif.
Kegiatan ini dibiayai melalui DIPA Kanwil Kemenag Sulsel Tahun Anggaran 2025, sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan pelayanan keagamaan yang merata dan adil bagi seluruh umat.
Menutup kegiatan, H. Ali Yafid kembali menyerukan agar semangat inklusi tak berhenti pada forum formalitas semata, melainkan betul-betul diterapkan di lapangan.
“Mari kita jadikan Masjid kita bukan hanya megah secara fisik, tapi juga mulia dalam kepekaan sosial. Karena sebaik-baiknya rumah Allah adalah yang terbuka untuk siapa saja,” pungkas Kakanwil.
Dengan semangat kolaboratif lintas sektor, Kemenag Sulsel berharap akan semakin banyak masjid yang menjadi teladan dalam mewujudkan rumah ibadah yang inklusif, terbuka, dan memberdayakan seluruh kalangan umat, khususnya penyandang disabilitas.
Tinggalkan Balasan