Bineka.co.id, Badung – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan pentingnya Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih berfokus pada sektor produksi, distribusi, dan industri. Penekanan ini disampaikannya dalam kapasitas sebagai Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih.
Menurut Ferry, untuk memastikan koperasi desa dapat berkembang secara terukur dan tepat sasaran, dibutuhkan data desa yang akurat, aktual, dan relevan sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi desa. Oleh karena itu, pemerintah mengadopsi metode Data Desa Presisi (DDP), sebuah pendekatan ilmiah untuk memetakan kondisi, kebutuhan, dan potensi riil desa, yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Sehingga, kita menggunakan Data Desa Presisi (DDP) yang merupakan metode pendataan untuk memetakan kondisi, kebutuhan, dan potensi riil setiap desa. Metode tersebut merupakan temuan Institut Pertanian Bogor,” ujar Ferry dalam keterangannya, Senin (2/6), saat menghadiri kegiatan Kick-Off Kopdes Merah Putih Berbasis Data Presisi di Desa Bongkasa Pertiwi, Kabupaten Badung, Bali.
Ferry menyebut, pemanfaatan data presisi menjadi fondasi penting dalam menyusun peta jalan Kopdes Merah Putih agar dapat berperan sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
“Gerakan Kopdes berbasis data desa presisi lebih terukur, terarah, dan tepat sasaran dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran di desa,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa pendekatan berbasis DDP mencerminkan partisipasi aktif masyarakat desa secara bottom-up, mulai dari proses pendataan hingga perencanaan usaha koperasi. Dengan begitu, kekhawatiran bahwa program ini hanya bersifat top-down dapat dihindari.
“Data Desa Presisi menjadi jawaban pula atas kekhawatiran berbagai pihak yang menengarai Kopdes Merah Putih hanya bersifat top-down,” tegasnya.
Desa Bongkasa Pertiwi dipilih sebagai pilot project penerapan DDP untuk Kopdes Merah Putih. Ferry berharap, inisiatif ini dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Indonesia dalam membangun koperasi berbasis data dan pendekatan ilmiah.
Sementara itu, penemu metode DDP dari IPB, Prof. Dr. Sofyan Sjaf, turut hadir dalam acara tersebut. Ia mengapresiasi pengakuan dari pemerintah, khususnya dari Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Koperasi, terhadap inovasi yang dikembangkan untuk memperkuat ekonomi desa.
“Data Desa Presisi adalah implementasi dari demokrasi data yang memetakan dan mengidentifikasi potensi ekonomi sekaligus potensi sumber daya manusia,” ungkap Prof. Sofyan.
Tinggalkan Balasan