Bineka.co.id, Makassar – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat melaporkan bahwa sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan sepanjang Juli 2025 berada dalam kondisi stabil dan tangguh. Hal ini tercermin dari kinerja positif pada sektor perbankan, pasar modal, serta industri keuangan non-bank.
Perbankan Masih Tumbuh Positif
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin menyampaikan Per Juli 2025, total aset perbankan di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 4,89 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp207,78 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 8,10 persen yoy menjadi Rp142,85 triliun, dengan porsi terbesar berasal dari tabungan (58,36 persen). Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp168,19 triliun atau naik 4,13 persen yoy, di mana kredit produktif mendominasi 53,67 persen.
“Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit konsumtif yang naik 7,43 persen yoy. Dari sisi sektor ekonomi, perdagangan besar dan eceran masih menjadi kontributor terbesar dengan pangsa 22,95 persen. Kinerja intermediasi terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 119,84 persen, serta Non-Performing Loan (NPL) sebesar 3,05 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bineka.co.id, Sabtu 20 September 2025.
Perbankan Syariah Menguat
Perbankan syariah juga menunjukkan tren positif. Aset perbankan syariah naik 20,87 persen yoy menjadi Rp18,59 triliun, dengan penghimpunan DPK sebesar Rp12,91 triliun (naik 16,08 persen yoy). Penyaluran pembiayaan pun meningkat 20,37 persen yoy menjadi Rp15,76 triliun, dengan rasio intermediasi di angka 122,00 persen dan tingkat NPF 2,06 persen.
UMKM Jadi Fokus Penyaluran Kredit
Kredit untuk sektor UMKM di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 1,32 persen yoy menjadi Rp61,73 triliun, atau 37,44 persen dari total kredit.
“Penyaluran masih didominasi oleh usaha mikro (54,96 persen), disusul usaha kecil (30,14 persen) dan usaha menengah (14,89 persen). Secara keseluruhan, kredit UMKM telah menjangkau 917.088 debitur.
Sebagai bentuk dukungan, OJK menerbitkan POJK Nomor 19 Tahun 2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan UMKM guna memperluas pemberdayaan sektor usaha rakyat,” jelasnya.
Pasar Modal Meningkat Pesat
Minat masyarakat Sulsel terhadap pasar modal terus bertumbuh. Jumlah investor dengan Single Investor Identification (SID) naik 17,37 persen yoy menjadi 439.470. Pertumbuhan signifikan terlihat pada investor saham yang melonjak 30,97 persen, meski reksa dana masih mendominasi.
Kepemilikan saham meningkat 45,28 persen yoy menjadi Rp4,07 triliun, dengan nilai transaksi mencapai Rp16,29 triliun sepanjang Januari–Juli 2025.
Industri Non-Bank Juga Positif
Pada Juli 2025, total piutang perusahaan pembiayaan meningkat 2,06 persen menjadi Rp18,78 triliun. Total aset dana pensiun naik 5,27 persen menjadi Rp1,69 triliun, sementara penjaminan perusahaan penjaminan tumbuh 27,94 persen menjadi Rp894 miliar.
Edukasi dan Pelindungan Konsumen
OJK Sulselbar mencatat 403 kegiatan edukasi hingga 31 Agustus 2025, menjangkau lebih dari 1 juta peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, perempuan, hingga tenaga kerja. Program ini menjadi upaya nyata meningkatkan literasi keuangan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Dari sisi layanan konsumen, tercatat 501 layanan hingga akhir Agustus 2025, terdiri dari informasi, permintaan data, hingga pengaduan. Sebagian besar terkait sektor perbankan (247 layanan), perusahaan pembiayaan (113 layanan), dan fintech (88 layanan). Selain itu, terdapat 6.081 layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan