Bineka.co.id, Makassar – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 bersama Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners’ Association (DPP INSA) dan sejumlah perusahaan pelayaran, yakni PT Tanto Intim Line, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), dan PT Temas, telah menyepakati struktur dan besaran tarif jasa handling peti kemas di Pelabuhan Manokwari, Papua Barat. Kesepakatan ini difinalisasi dalam rapat di Kantor DPP INSA Jakarta, pekan lalu.

Kesepakatan tarif tersebut menjadi bagian dari komitmen bersama untuk menciptakan kepastian biaya logistik yang adil dan transparan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI), khususnya Papua Barat. Proses penyusunan tarif dilakukan secara intensif dengan mempertimbangkan kepentingan pengguna jasa, operator terminal, dan pemilik muatan.

Executive Director Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menyampaikan bahwa hasil kesepakatan mencerminkan semangat dialog terbuka dan solusi jangka panjang.

“Kami menyambut baik tercapainya kesepahaman antara Pelindo Regional 4, DPP INSA, dan para perusahaan pelayaran atas struktur dan besaran tarif handling peti kemas di Pelabuhan Manokwari. Ini merupakan wujud komitmen Pelindo untuk senantiasa membuka ruang dialog dan menyusun kebijakan berbasis kebutuhan riil lapangan,” ujar Abdul Azis.

Ia menambahkan bahwa tarif yang disepakati mempertimbangkan efisiensi operasional, daya saing logistik nasional, serta keberlanjutan layanan pelabuhan.

Sekretaris Umum DPP INSA, Capt. Otto K.M Caloh, mengapresiasi keterbukaan Pelindo dalam proses penyusunan tarif. Ia menyebut pembenahan struktur tarif tersebut mengacu pada Keputusan Menteri Nomor 11 Tahun 2007 serta prinsip pelayanan no service no pay.

“Kami mengapresiasi langkah Pelindo Regional 4 yang mengedepankan komunikasi terbuka dengan asosiasi pelayaran. Kesepakatan ini mencerminkan semangat kolaboratif dalam membangun iklim logistik nasional yang sehat dan berdaya saing, khususnya di wilayah timur yang memiliki tantangan tersendiri,” jelas Capt. Otto.

Pihak perusahaan pelayaran juga menyambut positif hasil finalisasi ini. Menurut mereka, kepastian tarif menjadi fondasi penting bagi perencanaan biaya operasional yang efisien.

“Dengan adanya kepastian tarif yang disepakati secara bersama, kami sebagai pelaku usaha memiliki dasar yang kuat dalam perencanaan operasional dan biaya logistik. Kami mengapresiasi Pelindo yang telah mendengar masukan industri pelayaran,” ujar salah satu perwakilan.

Mereka menilai bahwa kesepakatan ini akan berdampak positif terhadap efisiensi layanan logistik di kawasan timur Indonesia, sekaligus menjadi langkah strategis dalam menekan biaya distribusi secara nasional.

Finalisasi tarif ini menjadi bukti pentingnya dialog terbuka antara pelaku usaha dan pengelola pelabuhan. Model kolaborasi seperti ini dinilai mampu menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan bersama.

Pelindo Regional 4 berharap kesepakatan ini dapat menjadi rujukan bagi pelabuhan lainnya dalam menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Di sisi lain, peningkatan pelayanan peti kemas di Pelabuhan Manokwari juga mendapat apresiasi dari pengguna jasa, dengan target kinerja mencapai 30 BSH (Box per Ship per Hour).

Peningkatan layanan dan pembenahan struktur tarif ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta mendukung terciptanya ekosistem kepelabuhanan yang kompetitif dan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.