Bineka.co.id, Jakarta – Nama Ricky Perdana Gozali mencuat ke hadapan publik setelah secara resmi ditetapkan sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk masa jabatan 2025–2030. Penetapan tersebut dilakukan dalam rapat paripurna DPR RI, menyusul keputusan Komisi XI yang memberikan persetujuan secara musyawarah mufakat.
Ricky mengungguli calon lainnya, Dicky Kartikoyono, dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang digelar pada 1 Juli 2025.
Ricky memulai kariernya di Bank Indonesia sejak 1995 sebagai staf di Kantor Perwakilan BI Semarang. Seiring waktu, ia mengemban berbagai posisi strategis, termasuk:
- Chief Dealer di Kantor Perwakilan BI New York selama empat tahun,
- Kepala Divisi Manajemen Valuta Asing,
- Kepala Divisi Analisis Pasar Internasional.
Ia juga dipercaya menjadi Kepala Perwakilan BI di sejumlah daerah, yaitu:
- Sumatera Selatan
- Kalimantan Timur
- Gorontalo
- DKI Jakarta (sejak 2022)
Ricky merupakan lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Pancasila. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di bidang Manajemen pada Universitas Indonesia. Kombinasi antara pengalaman teknis dan pemahaman teoritis ini menjadi bekal kuat dalam menjalankan berbagai peran strategis di bank sentral.
Ricky akan menggantikan Doni Primanto Joewono, yang masa tugasnya sebagai Deputi Gubernur BI akan berakhir pada 11 Agustus 2025. Penunjukan ini dinilai penting untuk memastikan kesinambungan arah kebijakan BI, khususnya dalam menjaga stabilitas moneter dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pemaparannya di hadapan Komisi XI DPR, Ricky menyampaikan fokus kerjanya ke depan, antara lain menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar, memperluas digitalisasi sistem pembayaran nasional, serta memperkuat koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia, otoritas fiskal, dan sektor keuangan.
“Sinergi dan komunikasi yang kuat dengan stakeholders sangat penting agar arah kebijakan BI tetap efektif,” ujar Ricky Perdana Gozali dikutip dari TV Parlemen.
Penunjukan Ricky diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap peran BI sebagai otoritas moneter yang adaptif, responsif, dan relevan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Tinggalkan Balasan