Bineka.co.id, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya dalam mereformasi sistem distribusi pangan nasional yang dinilai selama ini tidak berpihak kepada petani dan masyarakat kecil. Dalam peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) di Klaten, Senin (21/7), Presiden menyerukan langkah tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan rakyat.

Salah satu sorotan utama Presiden adalah dugaan manipulasi dalam rantai distribusi beras oleh pelaku usaha besar. Ia menuding adanya pembelian gabah petani dengan harga di bawah pasar, kemudian dijual kembali sebagai beras premium di atas harga eceran tertinggi (HET).

“Penggiling padi adalah cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau penggiling padi tidak mau tertib, tidak mau patuh kepada kepentingan negara, ya saya gunakan sumber hukum ini. Saya katakan, saya akan sita penggiling-penggiling padi itu. Saya akan sita dan akan saya serahkan kepada koperasi untuk dijalankan,” tegas Presiden Prabowo di hadapan para petani dan penggerak koperasi.

Menurut laporan yang diterimanya, kerugian negara akibat praktik tersebut bisa mencapai Rp100 triliun setiap tahun. Angka yang menurut Presiden, bila dikelola dengan benar, cukup untuk memperbaiki ratusan ribu sekolah di seluruh pelosok Indonesia.

“Kalau kita tertibkan ini, kita punya RP100 triliun tiap tahun. Kita hanya mampu memperbaiki 11 ribu sekolah tahun ini, anggarannya 19 triliun. Kalau saya punya Rp100 triliun tiap tahun. Berarti kita bisa perbaiki 100 ribu sekolah. Kita punya 330 ribu sekolah. Dalam tiga setengah tahun kita akan perbaiki semua sekolah di seluruh Indonesia,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Dalam pidatonya yang penuh semangat, Presiden memperkenalkan istilah “serakahnomics” untuk menggambarkan pola ekonomi yang terlalu berorientasi pada keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraan bersama. Istilah ini menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang dinilainya tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar negara.

“Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, klasik, pasar bebas, sosialis, ekonomi komando dan sebagainya. Ini bukan. Ini lain. Ini saya beri nama. Serakahnomics. Ini adalah serakahnomics,” ungkapnya.

Presiden menyatakan bahwa dengan bantuan laboratorium mutu di daerah dan teknologi seperti kecerdasan buatan, praktik curang di sektor pangan kini lebih mudah dideteksi. Namun demikian, ia menegaskan bahwa keberanian politik dan penegakan konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945, tetap menjadi kunci utama.

“Saya yakin seluruh MPR, DPD, DPR akan dukung saya. Saya yakin semua kepala desa di seluruh Indonesia akan bersama saya. Mari kita tegakkan kebenaran dan keadilan. Kita tegakkan kepentingan bangsa dan rakyat di atas segala kepentingan lain. Jangan kita lihat partai, kelompok, jangan. Hanya di dada kita hanya merah putih,” pungkasnya penuh optimisme.