Bineka.co.id, Makassar – PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya mempercepat transisi energi nasional melalui peningkatan kapasitas pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini menjadi bagian dari dukungan terhadap target Pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Edyansyah, memaparkan strategi tersebut dalam Rakerda BPD HIPMI Sultra pada Senin (8/9) serta kuliah tamu di Universitas Haluoleo pada Selasa (9/9).

“Dalam hal ini PLN bekerja keras dengan melakukan dekarbonisasi batubara dan gas, meningkatkan kapasitas EBT dan sistem pendukungnya serta mengembangkan green ecosystem. Langkah tersebut merupakan program inisiatif agar NZE 2060 dapat terwujud,” ujar Edyansyah.

Edyansyah menjelaskan, PLN tengah menyiapkan pembangunan pembangkit dengan kapasitas total 69,5 gigawatt (GW). Dari jumlah tersebut, sekitar 73 persen atau 50,7 GW akan digarap oleh Independent Power Producer (IPP). Adapun khusus di Sulawesi, proyek kelistrikan yang direncanakan mencapai 10,4 GW. “Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang telah disusun juga siap membuka keran investasi dan peran swasta,” katanya.

RUPTL terbaru menurutnya tidak hanya menjadi katalis pemanfaatan EBT secara luas, tetapi juga berpotensi besar mendorong penciptaan lapangan kerja. “Pemerintah memproyeksikan RUPTL terbaru ini berpotensi menghadirkan 1,7 juta lapangan pekerjaan, dengan 760 ribu di antaranya merupakan kategori green jobs yang tersebar di berbagai pembangkit listrik berbasis energi bersih,” jelas Edyansyah.

Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN UID Sulselrabar saat ini telah menyiapkan 65 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 51 titik di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Fasilitas ini juga membuka peluang kemitraan dengan sektor swasta melalui berbagai skema kerja sama.

“Komitmen tersebut telah tertuang dalam program transformasi PLN dimana aspirasi Green menjadi semangat untuk menghadirkan energi ramah lingkungan,” tegasnya.

Lebih jauh, Edyansyah menyoroti potensi besar pengembangan EBT di wilayah Sulawesi, mulai dari panas bumi (geothermal), angin (bayu), surya, hingga tenaga air (hydro). Menurutnya, potensi ini dapat menjadi pengganti pembangkit berbahan bakar fosil.

Ia menambahkan, bauran energi bersih di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) saat ini telah mencapai 40 persen.