Bineka.co.id, Maros – Seorang penumpang bernama Sri Ushwa Ningrum bersama keluarganya mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan petugas Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKSS) saat hendak melanjutkan perjalanan menggunakan layanan kereta api di Stasiun Mandai, Kabupaten Maros. Hal ini nampak dari video yang tengah viral di sosial media.

Awalnya kata Sri, ia bersama keluarga telah membeli 30 lembar tiket dengan rute perjalanan Pangkajene-Barru, Barru-Mandai, dan Mandai-Pangkajene.

“Kami berangkat dari Pangkajene ke Barru dan menikmati perjalanan walau semuanya berdiri karena tak mendapat tempat duduk,” ujarnya.

Setibanya di Stasiun Garongkong, Barru, keluarga tersebut melakukan registrasi ulang sebelum melanjutkan ke Mandai. Namun, saat hendak melanjutkan perjalanan ke Pangkajene dari Mandai, mereka dihadang oleh petugas dengan alasan salah satu anak mereka yang masih di bawah umur tidak memiliki tiket.

“Kami sudah mohon agar diberi tiket dan kami siap bayar berapa pun, yang penting bisa berangkat bersama. Tapi petugas menolak karena tiket sudah habis,” terang Sri Ushwa.

Yang lebih mengejutkan, menurutnya, petugas KAI bahkan menyarankan agar anak tersebut ditinggal di stasiun. “Petugas mengatakan, ‘tidak bisa berangkat ini anak, tiket sudah habis, simpan saja ini anak di sini’,” ungkapnya.

Sri Ushwa mengaku tidak bisa menerima perlakuan tersebut. “Masa kami tega meninggalkan anak kami sendiri di stasiun?” keluhnya.

Setelah menyampaikan protes keras, pihak keamanan akhirnya mengizinkan keluarga tersebut naik kereta menuju Stasiun Pangkep untuk pulang, meski kondisi kereta sudah penuh. Namun, karena keterbatasan ruang, keluarga akhirnya memutuskan kembali ke Pangkajene menggunakan transportasi online dengan memesan mobil Maxim untuk sepuluh orang.

“Kami pulang dengan penuh kekecewaan,” kata Sri Ushwa.

Menanggapi hal ini, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan, Deby Hospital menyampaikan bahwa BPKASS memahami dan menyesalkan ketidaknyamanan yang dialami oleh penumpang, sebagaimana terlihat dalam unggahan media sosial yang beredar. Unggahan tersebut menjadi perhatian serius dan petugas yang bersangkutan tengah diperiksa. Ia juga menegaskan bahwa kenyamanan, keselamatan, dan pelayanan yang ramah adalah prioritas utama dalam setiap perjalanan kereta api.

“Berdasarkan hasil penelusuran internal, diketahui bahwa petugas yang terlibat dalam insiden tersebut adalah karyawan dari PT Angkasa Pura Support (APS), yang bertugas di area layanan Stasiun sebagai bagian dari tim pendukung operasional. Kami memastikan bahwa kejadian ini sedang ditangani secara menyeluruh diantaranya penelusuran kronologi secara objektif, evaluasi prosedur pelayanan serta penegakan sanksi disipliner kepada petugas terkait apabila terbukti melanggar standar pelayanan atau etika kerja,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bineka.co.id, Rabu 25 Juni 2025.

Sebagai bentuk komitmen untuk memperbaiki layanan, BPKASS kata Deby telah meminta PT APS untuk segera mengambil langkah-langkah korektif, antara lain memberikan pembinaan secara langsung serta menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan internal perusahaan kepada petugas yang bersangkutan dan menyelenggarakan pelatihan ulang (refreshment training) yang menekankan pentingnya pelayanan prima, keramahan dalam menghadapi pelanggan, serta penerapan nilai-nilai hospitality kepada seluruh personel yang bertugas di wilayah Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKASS).

“Kami juga tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem dan prosedur boarding serta pemeriksaan penumpang di seluruh stasiun. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pelayanan berjalan lancar, adil, dan sesuai dengan standar kenyamanan serta keselamatan yang ditetapkan dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang,” terangnya.

Deby menghimbau kepada seluruh pengguna jasa kereta api untuk senantiasa mematuhi ketentuan perjalanan, termasuk persyaratan usia anak yang wajib memiliki tiket, guna mendukung keselamatan, ketertiban, dan kelancaran bersama dalam setiap perjalanan.

“Kami sangat menghargai setiap masukan, kritik, maupun perhatian dari masyarakat. Semua itu menjadi bagian penting dari upaya kami untuk terus memperbaiki dan mengembangkan layanan transportasi publik yang inklusif dan berkualitas,” tutupnya.