Makassar, Bineka.co.id – Semangat gotong royong petani, pemerintah, dan relawan memenuhi Desa Jangan-Jangan, Kabupaten Barru, dalam Forum Rembuk Tani Andalan Hati yang digelar Kamis lalu. Forum ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan langkah nyata menjawab tantangan pertanian lokal demi mendukung program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto.

Dihadiri Bupati Andi Ina Kartika Sari, Wakil Bupati Andi Abustan, serta pejabat provinsi dan puluhan kepala desa, forum ini membahas masalah klasik petani: kelangkaan pupuk, serangan hama, hingga akses pasar yang terbatas.

“Petani jangan lagi berjuang sendirian. Di sini kami satukan pemerintah, pengusaha, dan petani agar hasil pertanian tidak lagi terhambat,” tegas Muhammad Yusuf Ali (Ucu), Ketua Forum sekaligus Koordinator Relawan Andalan Hati.

Menurut Ucu, Desa Jangan-Jangan dan sekitarnya punya potensi besar sebagai lumbung pangan. Namun, butuh sinergi kuat agar produksi tak mentok di tengah jalan. “Petani harus punya kepastian: tanam apa, pasarnya ke mana. Itu yang kami bangun di sini,” tambahnya.

Plt. Kadis TPH-Bun Sulsel, Abdul Gafar, menegaskan pentingnya akselerasi program pangan berbasis potensi lokal. “Barru punya lahan subur, tinggal bagaimana kita optimalkan dengan kebijakan tepat,” ujarnya.

Bupati Andi Ina menyambut baik forum ini sebagai wadah aspirasi petani. “Ini bukti kami serius mendukung swasembada pangan nasional. Target 3 juta ton bukan mimpi jika semua daerah bergerak bersama,” tegasnya.

Puncak acara diwarnai deklarasi pembentukan Koperasi Merah Putih oleh seluruh kepala desa se-Kabupaten Barru. Koperasi ini menjadi bagian dari gerakan nasional menuju 70 ribu koperasi serupa di seluruh Indonesia.

Forum Rembuk Tani Andalan Hati sebelumnya sudah digelar di Maros dan akan berlanjut ke daerah lain di Sulsel hingga Juni 2025. Satu pesan jelas dari Barru: petani tidak sendiri, dan swasembada pangan bisa terwujud dengan kolaborasi.***