Makassar, Bineka.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) terus mematangkan rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) Regional di kawasan Bua, Kabupaten Luwu. Proyek yang menjadi salah satu program prioritas tahun ini tersebut dialokasikan anggaran sebesar Rp250 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr. M. Ishaq Iskandar, mengungkapkan bahwa, Saat ini, memasuki tahapan feasibility study (FS) dan rencana induk pembangunan juga telah diajukan untuk review. Pembangunan fisiknya bisa dimulai tahun ini.
“Bapak Gubernur sangat memperhatikan pembangunan di seluruh wilayah Sulsel, termasuk di Luwu Raya,” ujar Ishaq, Rabu, Rabu, 13 Agustus 2025.
Setelah FS rampung, pembangunan akan dilanjutkan ke tahap manajemen konstruksi, dengan konsep design and build.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sulsel, Ardadi, menambahkan bahwa RS Regional Luwu tidak hanya akan melayani kebutuhan kesehatan dasar, tetapi juga memiliki layanan unggulan yang selama ini belum tersedia di Luwu Raya.
“Misalkan layanan onkologi untuk kanker dan kardiologi untuk penanganan jantung dan pembuluh darah. Tujuannya, agar nantinya tidak banyak pasien yang harus dirujuk ke Makassar, karena layanannya sudah bisa disiapkan di rumah sakit regional di Luwu,” kata Ardadi.
Rumah sakit yang direncanakan akan berstatus Kelas C ini memiliki kapasitas 100 tempat tidur (TT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 971/MENKES/PER/XI/2009, rumah sakit sekelas ini membutuhkan sekitar 250–300 tenaga kesehatan inti, yang mencakup tenaga medis, perawat, dan tenaga penunjang medis.
Kebutuhan tenaga medis meliputi dokter umum, dokter spesialis dasar (penyakit dalam, bedah, anak, dan kebidanan/obgyn), dokter spesialis penunjang (anestesi, radiologi, patologi klinik), serta dokter gigi.
Untuk tenaga keperawatan, diperlukan perawat yang bekerja dalam tiga shift, bidan, serta kepala ruangan di setiap unit.
Sementara itu, instalasi farmasi akan ditopang oleh apoteker dan asisten apoteker. Selain itu, rumah sakit juga memerlukan tenaga gizi, radiografer, analis kesehatan, petugas rekam medis, sanitarian, fisioterapis, dan tenaga promosi kesehatan.
Jumlah tersebut belum termasuk tenaga non-kesehatan seperti staf administrasi, keamanan, kebersihan, dan teknologi informasi.
Pembangunan RS Regional Luwu diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan rujukan yang tidak hanya melayani warga Kabupaten Luwu, tetapi juga wilayah sekitar di Luwu Raya. Kehadiran fasilitas ini diproyeksikan memperkuat akses layanan kesehatan berkualitas di kawasan timur Sulawesi Selatan. (Fajar.co.id)
Tinggalkan Balasan