Bineka.co.id, Makassar – General Manager Pelindo Regional IV Makassar, Iwan Sjarifuddin, menegaskan pihaknya terus melakukan berbagai langkah konkret dalam menangani keberadaan pedagang asongan di kawasan Pelabuhan Makassar. Upaya ini dilakukan demi menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang, serta mendukung sterilisasi area pelabuhan sesuai standar Internasional Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.

Dalam keterangannya, Iwan menyampaikan bahwa sejumlah langkah telah dilakukan. Pertama dengan peningkatan fasilitas keamanan di sekitar Lini 1 melalui pembangunan dan peninggian pagar, pemasangan kawat razor, penutupan akses masuk dari saluran air dan jembatan liar.

Selanjutnya, pendekatan persuasif terhadap asongan melalui pemasangan spanduk peringatan, sosialisasi penertiban sebanyak tiga kali, serta komunikasi dengan pihak PK5 terkait penataan kios dan penempatan Customer Service (CS) permanen di Terminal 2.

Lanjutnya, perubahan pola operasional termasuk relokasi area parkir, penutupan pintu laut Gudang 104, serta kerja sama dalam penguatan pengamanan eksternal. Koordinasi lintas sektor, melibatkan Dinas Sosial, Dinas UMKM, BNN, organisasi pemerhati sosial, serta Pemerintah Kota Makassar.

Dari sisi evaluasi, Iwan menyebutkan bahwa upaya pengamanan telah memberikan hasil positif saat masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta arus mudik Lebaran, meski belum sepenuhnya optimal. Arahan dari Kantor Kesyahbandaran dan Operasional Pelabuhan (KSOP) untuk menerapkan pendekatan humanis dengan penggunaan rompi bagi asongan dan pemasangan pipa paralon pada tali kapal belum terealisasi secara maksimal.

“Pelindo dan Pelni juga telah meningkatkan upaya sterilisasi area Lini 1 dari pihak yang tidak berkepentingan, dan ini mendapat dukungan dari Menteri Perhubungan serta Komisi VI DPR RI saat kunjungan kerja ke Makassar,” ujar Iwan.

Langkah lain yang telah dilakukan termasuk pendataan asongan oleh Polsek dan Polres Pelabuhan sebanyak 60-90 orang, serta pertemuan dengan lurah dan camat tempat tinggal para asongan yang terindikasi melakukan pelanggaran hukum.

Ke depan, Pelindo akan menerapkan sterilisasi tiga lapis (Steril 1, 2, dan 3), melakukan pertemuan dengan Wali Kota Makassar untuk menyampaikan rencana aksi, serta mengusulkan agar para asongan dinaungi dalam bentuk koperasi tanpa menyediakan lapak di dalam area pelabuhan. Lokasi koperasi akan disiapkan oleh Pelindo.

Selain itu, Pelindo juga mendorong PT Pelni agar tenant resmi yang berada di atas kapal bekerja sama dengan koperasi untuk menyuplai kebutuhan penumpang. Dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mendatang, Pelindo akan mengundang seluruh stakeholder termasuk Komisi VI DPR RI, Kapolda, Lantamal, Kejaksaan, dan Wali Kota untuk penguatan sinergi.

Iwan juga menyampaikan bahwa Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi turut memberikan arahan dalam penanganan ini. Ia menegaskan bahwa tugas utama instansi pelabuhan adalah menjamin keamanan dan keselamatan penumpang.

“Kita tidak boleh menyerah terhadap kondisi ini. Bandara bisa steril, pelabuhan juga seharusnya bisa. Yang kita hadapi bukan masyarakat yang terbelakang, melainkan situasi yang menuntut solusi bersama,” tegas Iwan menirukan ucapan Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi. 

Ia juga membandingkan bandara yang memiliki penumpang yang jauh lebih kecil ketimbang pelabuhan. Tetapi nyatanya pelabuhan nampak lebih carut marut. Ia berharap Pelabuhan Makassar bisa setara dengan pelabuhan di kota-kota besar lainnya dalam hal keamanan, kenyamanan, dan penataan kawasan publik.