Makassar, Bineka.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menegaskan komitmennya untuk mengutamakan pasokan pangan lokal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan di seluruh kabupaten dan kota di Sulsel.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyampaikan penggunaan produk lokal seperti sayur, telur, ayam, dan komoditas lainnya harus menjadi prioritas utama dalam penyediaan bahan pangan untuk program MBG.

“Saya minta, selama masih bisa disuplai dari daerah, maka utamakan pangan lokal. Ini peluang untuk kerja sama antara penyedia makanan dan pelaku usaha di Sulsel,” ujar Andi Sudirman, Selasa (14/10/2025).

Ia mengimbau agar seluruh pihak, khususnya Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG), aktif menjalin kemitraan dengan petani, peternak, koperasi, dan pelaku usaha mikro di daerah.

Menurutnya, kebijakan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi, tapi juga bagian dari upaya pemberdayaan UMKM dan penguatan ekonomi lokal.

Salah satu daerah yang telah menerapkan kebijakan ini adalah Kabupaten Bone.

Daerah tersebut telah menandatangani kerja sama resmi untuk memprioritaskan bahan pangan dari produsen lokal.

“Bone sudah melakukan penandatanganan, bahwa selama masih bisa dipasok dari lokal sayur, telur, dan sebagainya maka harus dari lokal. Ini contoh konkret pemberdayaan ekonomi warga,” jelas Gubernur.

Selain memperkuat pasokan lokal, ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan pangan.

Ia menyebut produk pertanian dan peternakan dari daerah lebih segar dibanding produk yang dikirim dari luar provinsi.

“Tentu beda sayur yang sudah lama dikirim dari luar dibandingkan yang baru dipetik dari kebun lokal. Kesegaran dan nutrisinya juga lebih terjaga,” ucapnya.

Sebagai bagian dari penguatan program, Pemprov Sulsel telah meluncurkan Kebun MBG Terintegrasi di Kabupaten Bone.

Di lokasi ini, berbagai komoditas seperti padi, jagung, ikan, ayam, telur, dan sayuran dibudidayakan secara terpadu.

“Kami minta Bupati Bone menjadi contoh bagi daerah lain. Kebun ini menunjukkan bagaimana sektor pangan bisa dikelola secara mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.

Gubernur berharap model kebun terintegrasi ini bisa direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan daerah.