Bineka.co.id, Makassar – Media Gathering Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) 2025 menghadirkan Guru Besar Investasi dan Keuangan Islam dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Prof Imron Mawardi, sebagai narasumber pada Minggu (23/11).

Dalam paparannya di The Alana Hotel Malang by Aston, Prof Imron menilai ekonomi syariah masih berhadapan dengan sejumlah persoalan mendasar yang perlu ditangani secara serius.

“Mulai dari literasi keuangan syariah masih rendah juga harmonisasi regulasi belum optimal,” ucapnya.

Ia merujuk pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan kesenjangan signifikan antara tingkat literasi dan inklusi sektor syariah dibandingkan layanan keuangan konvensional.

“Untuk syariah, literasi pada tahun 2025 terdapat 43,42 persen, dan inklusi 13,41 persen. Sementara, konvensional literasinya 66,46 persen serta inklusi 80,51 persen,” ucapnya.

Prof Imron menambahkan bahwa ekosistem halal membutuhkan sinergi lintas kelembagaan agar perkembangan ekonomi syariah dapat berjalan lebih terarah.

“Ekosistem halal sendiri membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, misalnya, BPJPH, MU, BI, OJK, LPS, Kemenkeu dan lainnya,” tuturnya.

Menurutnya, sejumlah regulasi di berbagai sektor juga belum sepenuhnya selaras, sehingga melemahkan efektivitas pengembangan industri halal.

“Tantangan lainnya adalah pelaksanaan Undang-Undang Jaminan Produk Halal Nomor 33 tahun 2014 masih lemah serta size of business industri keuangan kecil,” paparnya.

Ia menilai tantangan eksternal seperti maraknya produk impor ilegal serta terbatasnya inovasi di sektor keuangan syariah turut memperlambat pertumbuhan industri ini.