Bineka.co.id, Makassar – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan faktor penyebab berkurangnya jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2025.

OJK mencatat, hingga saat ini hanya ada 16 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO), terdiri atas 14 emiten saham dan 2 emiten Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).

Inarno menegaskan, tren penurunan jumlah IPO disebabkan oleh kebijakan OJK yang lebih menekankan pada aspek kualitas ketimbang sekadar mengejar jumlah.

“Kalau saya boleh share sedikit, bahwasannya sekarang itu kita lebih mengutamakan kepada kualitas. Tentunya kita tidak melupakan untuk medium scale untuk masuk ke Bursa. Tetapi kita tidak serta merta hanya memikirkan kepada kuantitas, tetapi lebih banyak kepada kualitas,” ujar Inarno dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, sebagaimana disiarkan melalui YouTube TV Parlemen, Jumat (18/9/2025).

Menurutnya, sikap selektif tersebut berdampak pada penurunan jumlah IPO tahun ini. Namun, ia optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal tetap mampu memenuhi target yang dipatok. Hingga September 2025, total emisi telah mencapai Rp176 triliun dari target Rp200 triliun.

“Nilainya InsyaAllah tercapai. Saat ini kan nilai Rp176 triliun dan target kita di Rp200 triliun,” jelasnya.

Lebih lanjut, Inarno menekankan bahwa OJK tidak membedakan skala perusahaan dalam mendukung proses IPO, asalkan memiliki kesiapan dan tata kelola yang baik.

“Tentunya kita tidak mengutamakan apakah itu skalanya besar atau skalanya kecil, siapapun yang siap, dan siapapun yang tata kelolanya baik pasti akan kita dorong. Kita tidak mengutamakan yang big cap. Meski target big cap perlu,” pungkasnya.

Selain itu, ia menyinggung roadmap pasar modal OJK 2023–2027 yang menargetkan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.000 triliun atau setara 70 persen PDB. Roadmap tersebut juga mencakup peningkatan rata-rata transaksi harian menjadi Rp25 triliun, dana kelolaan Rp1.000 triliun, jumlah emiten 1.100, serta investor lebih dari 20 juta pada 2027.