Makassar, Bineka.co.id – Rencana merger antara dua raksasa otomotif asal Jepang, Nissan dan Honda, akhirnya batal terlaksana. Penyebabnya, kedua perusahaan tidak menemui kata sepakat dalam proses negosiasi.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Nissan kini mempertimbangkan opsi mitra baru, dengan Foxconn, perusahaan teknologi multinasional asal Taiwan, muncul sebagai kandidat utama.
Menurut laporan Reuters, CEO Nissan, Makoto Uchida, bertemu dengan CEO Honda, Toshihiro Mibe, pada Kamis 6 Februari 2025 untuk mengakhiri diskusi terkait rencana merger.
Sumber dari pihak ketiga mengungkapkan bahwa pembatalan ini terjadi karena Honda hanya menginginkan Nissan sebagai anak perusahaan, bukan sebagai mitra setara.
Dengan batalnya rencana merger tersebut, Nissan kini membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan mitra baru, termasuk perusahaan teknologi.
Langkah ini diambil untuk memperkuat posisi Nissan dalam menghadapi perkembangan industri otomotif, khususnya di bidang elektrifikasi dan teknologi kendaraan.
Foxconn, perusahaan teknologi raksasa yang dikenal sebagai pemasok utama produk-produk Apple seperti iPhone dan iPad, muncul sebagai kandidat kuat untuk menjadi mitra baru Nissan.
Sebelumnya, Foxconn telah mendekati Nissan untuk menjalin kerja sama di bidang elektrifikasi pada tahun lalu. Namun, saat itu Nissan lebih fokus pada rencana merger dengan Honda.
Kini, dengan tidak adanya lagi hambatan merger, peluang bagi Nissan dan Foxconn untuk kembali bernegosiasi semakin terbuka.
Foxconn juga dikabarkan telah melirik Renault, yang memegang 36% saham di Nissan, untuk membeli sebagian saham produsen otomotif Jepang tersebut. Namun, tanpa persetujuan dari Nissan, Renault tidak dapat menjual sahamnya ke pihak lain.
Foxconn, sebagai perusahaan perakitan elektronik terbesar di dunia, memang tengah mencari mitra baru untuk mengembangkan bisnisnya, terutama di sektor otomotif elektrik.
Jika kerja sama dengan Nissan terwujud, hal ini akan menjadi langkah strategis bagi Foxconn untuk memperkuat posisinya di industri kendaraan listrik.
Di sisi lain, Nissan juga membutuhkan mitra yang dapat mendukung percepatan pengembangan teknologi elektrifikasi.
Dengan reputasinya sebagai salah satu produsen otomotif terkemuka di bidang kendaraan listrik, Nissan diharapkan dapat memanfaatkan keahlian Foxconn dalam teknologi dan manufaktur untuk menciptakan sinergi yang menguntungkan.
Pembatalan merger Nissan-Honda dan kemungkinan kerja sama Nissan-Foxconn mencerminkan dinamika industri otomotif yang semakin terintegrasi dengan teknologi.
Perusahaan-perusahaan otomotif tradisional kini berlomba-lomba berkolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk tetap kompetitif di era elektrifikasi dan kendaraan otonom.
Jika kerja sama antara Nissan dan Foxconn terwujud, hal ini tidak hanya akan membawa dampak positif bagi kedua perusahaan, tetapi juga dapat mengubah lanskap industri otomotif global.
Kedua perusahaan memiliki potensi besar untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat mempercepat transisi menuju mobilitas berkelanjutan.***
Tinggalkan Balasan