Bineka.co.id, Jakarta — Polytron secara resmi meluncurkan dua model mobil listrik perdananya di Indonesia, yakni Polytron G3 dan G3+. Kedua varian ini hadir dengan dua skema pembelian: kepemilikan penuh dan sewa baterai, untuk menjawab kebutuhan pasar yang kian beragam.

Untuk pembelian penuh, Polytron G3 dibanderol Rp419 juta, sementara G3+ dijual seharga Rp459 juta. Namun bagi konsumen yang memilih skema sewa baterai, harga mobil menjadi lebih terjangkau—Rp299 juta untuk G3 dan Rp399 juta untuk G3+.

Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo, mengungkapkan bahwa mayoritas pembeli lebih tertarik menggunakan skema sewa baterai karena dinilai lebih hemat.

“Kira-kira yang sewa mungkin 60 persenlah, lebih banyak yang sewa baterai. Menurut saya, karena memang lebih masuk akal, lebih murah kan?” ujar Tekno di Jakarta.

Model skema sewa ini sebelumnya juga diterapkan pada lini motor listrik Polytron, yang dipasarkan hanya sekitar Rp9 jutaan berkat sistem sewa baterai seharga Rp200 ribu per bulan.

“Seperti waktu di peluncuran kan saya sudah jelaskan juga, bedanya antara sewa baterai sama tidak kan hampir Rp120 juta. Bayangkan saja, Rp120 juta kamu deposito, kan bisa buat ngurangin sewa baterai. Setelah 8 tahun, Rp120 jutanya masih utuh kan,” tambah Tekno.

Biaya Sewa Sekitar Rp1,2 Juta per Bulan

Bagi pengguna skema sewa baterai, biaya langganan ditetapkan sebesar Rp1,2 juta per bulan untuk penggunaan hingga 1.500 km. Apabila melebihi batas itu, akan dikenakan tarif tambahan sebesar Rp800 per kilometer.

Seluruh transaksi dilakukan melalui aplikasi Polytron yang terintegrasi dengan kendaraan. Bila pembayaran sewa tidak dilakukan, sistem akan otomatis menonaktifkan baterai hingga pengguna melunasi tagihan dan mengaktifkan kembali kendaraan melalui aplikasi.

Dengan sistem ini, Polytron menawarkan mobil listrik yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong—terutama bagi generasi muda dan pengguna urban yang menginginkan fleksibilitas.