Bineka.co.id, Jakarta – Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang ringsek tertimbun reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, diduga merupakan Mercedes-Benz CLA 200 AMG Line. Sedan premium berkonsep coupe ini memiliki harga jual sekitar Rp1,25 miliar untuk unit baru berstatus on the road Jakarta.

Dugaan itu muncul dari bentuk bodi dan desain pelek khas AMG yang terlihat saat proses evakuasi. Mobil tersebut tampak menggunakan pelek AMG 5-Twin-Spoke berukuran 18 inci—identik dengan model CLA 200 AMG Line, satu-satunya varian CLA-Class yang dipasarkan oleh Inchcape Indomobil Distribution Indonesia (IIDI), distributor resmi Mercedes-Benz di Tanah Air.

CLA-Class pertama kali hadir di Indonesia pada 2014 dengan kode bodi C117. Generasi keduanya, C118, diluncurkan pada 2019, dan versi facelift terbaru mulai dijual sejak 2023. Berbeda dengan C-Class yang mengusung bodi sedan klasik, CLA-Class tampil lebih dinamis dengan atap bergaya coupe dan pilar D yang melandai.

Model ini dibekali mesin empat silinder segaris berkapasitas 1.332 cc yang mampu menghasilkan tenaga 204 hp dan torsi 320 Nm. Tenaga disalurkan melalui transmisi otomatis 7-percepatan dengan kemampuan akselerasi 0–100 km/jam dalam 7,5 detik dan kecepatan puncak mencapai 240 km/jam.

Dikembalikan ke Kediaman Kiai

Bangkai mobil tersebut ditemukan di sektor A3 atau A4 area reruntuhan dan dievakuasi menggunakan ekskavator. Meski pelat nomor dan pemilik belum teridentifikasi, muncul dugaan bahwa mobil itu milik pengasuh pesantren.

Semula, kendaraan tersebut akan dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA), namun rencana itu dibatalkan. Kepala TPA Griyo Mulyo Jabon, Hajid Arif Hidayat, membenarkan bahwa mobil tidak jadi dibuang dan justru dikembalikan ke kediaman sang kiai.

“Iya, benar ada mobil yang dievakuasi. Truknya dari Dinas PU dan langsung dibawa ke ndaleme (kediaman) Pak Kiai. Katanya juga dikawal santri-santrinya,” kata Hajid, Senin (6/10).

Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan atas kendaraan tersebut karena proses pengangkutan dilakukan oleh truk Dinas PU. “Kalau puing reruntuhan kami police line semua dan steril, tidak boleh ada yang masuk. Tapi untuk mobil, karena yang mengangkut dari truk PU, kami tidak punya kendali. Info terakhir, mobil itu dibawa ke ndalem Pak Kiai,” jelasnya.

66 Korban Tewas

Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore, saat ratusan santri tengah menunaikan salat Ashar berjemaah. Hingga Senin (6/10) malam, tim SAR gabungan melaporkan telah menemukan 66 korban tewas, termasuk tujuh potongan tubuh.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peristiwa tersebut sebagai salah satu bencana dengan jumlah korban terbanyak sepanjang tahun 2025.