Bineka.co.id, Makassar – Muhammadiyah terus memantapkan langkah menuju pelaksanaan Olimpiade Ahmad Dahlan ke-8 (OlympicAD VIII) yang akan digelar pada Februari 2026 di Kota Makassar. Persiapan ajang nasional ini secara resmi dimatangkan melalui rapat koordinasi antara Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (PNF) PP Muhammadiyah dengan Panitia Lokal PWM Sulawesi Selatan, yang digelar di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulsel, Jumat (13/6).

Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Didik Suhardi, Ketua Panitia Pusat OlympicAD VIII Baharuddin, dan Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Sulsel Erwin Akib. Turut hadir pula jajaran pengurus pusat dan puluhan panitia lokal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, Didik Suhardi menegaskan bahwa penyelenggaraan OlympicAD VIII memiliki nilai strategis, karena untuk pertama kalinya digelar di luar Pulau Jawa.

“Ini adalah momen penting, pertaruhan nama baik Muhammadiyah di bidang pendidikan. Kami ingin OlympicAD di Sulsel sukses secara kualitas dan administrasi, bahkan lebih baik dari sebelumnya,” kata Didik.

OlympicAD VIII diperkirakan akan melibatkan antara 8.000 hingga 9.000 peserta dari seluruh Indonesia. Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dipilih sebagai lokasi sentral, guna memudahkan koordinasi dan memastikan efisiensi pelaksanaan. Keberhasilan OlympicAD VIII akan menjadi tolok ukur kesiapan wilayah timur Indonesia untuk menggelar agenda besar Muhammadiyah ke depan.

Ketua Panitia Pusat, Dr. Baharuddin, mengungkapkan bahwa OlympicAD VIII akan mempertandingkan 35 jenis lomba, naik dari 32 jenis pada edisi sebelumnya.

“Kita sesuaikan dengan standar lomba nasional, agar OlympicAD bisa menjadi ajang persiapan siswa Muhammadiyah menuju seleksi tingkat kementerian,” jelas Baharuddin.

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Sulsel, Erwin Akib, menyampaikan bahwa pihaknya telah menggerakkan jaringan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), dosen, dan guru Muhammadiyah di Sulsel sebagai kekuatan panitia lokal.

“Kami ingin menjadikan OlympicAD ini sebagai ajang silaturahmi akbar dan momentum kemajuan pendidikan Muhammadiyah, terutama di kawasan timur Indonesia,” tegas Erwin.

Rapat koordinasi ini juga membahas berbagai aspek teknis, mulai dari pembagian kerja, logistik, konsumsi, hingga akomodasi peserta. Didik Suhardi mengingatkan pentingnya kesiapan infrastruktur, mengingat tidak semua sekolah Muhammadiyah memiliki kapasitas besar.

“Kita harus siapkan alternatif seperti AUM sekitar, ruang kelas, hingga asrama. Kualitas konsumsi juga harus diperhatikan, baik dari sisi gizi maupun kebersihan,” ujarnya.

Pembukaan OlympicAD VIII akan digelar di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, dan dirancang berlangsung pada malam hari. Sebelumnya, akan digelar senam massal “Anak Indonesia Sehat” pada pagi hari yang ditargetkan memecahkan rekor MURI, melibatkan ribuan siswa Muhammadiyah.