Bineka.co.id, Makassar – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap stabil hingga April 2025. Kepala OJK Provinsi Sulselbar, Moch. Muchlasin, menyebutkan bahwa sektor ini menunjukkan ketangguhan di tengah berbagai tekanan global maupun dinamika ekonomi domestik.

“Kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap stabil, tercermin dari peran intermediasi yang kontributif serta profil risiko yang tetap terjaga. Di tengah berbagai tantangan dan dinamika perekonomian global maupun domestik, sektor jasa keuangan di wilayah ini terus menunjukkan ketangguhannya (resiliensi) dan menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang tetap positif dan berada di atas rata-rata nasional,” ujarnya.

Pada April 2025, total aset perbankan di Sulawesi Selatan mencapai Rp204,95 triliun atau tumbuh sebesar 6,32 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan aset tersebut terutama disumbang oleh kinerja Bank Umum yang menguasai lebih dari 98 persen pangsa pasar. Jika dibandingkan posisi Desember 2024, kenaikan tercatat sebesar 5,88 persen.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 7,60 persen (yoy) menjadi Rp139,38 triliun. DPK masih didominasi oleh tabungan, yang berkontribusi sebesar 58,83 persen terhadap total DPK di wilayah ini. Kenaikan tertinggi secara tahunan dicatatkan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tumbuh 8,19 persen. Jumlah ini naik dari Rp129,53 triliun pada April 2024 dan Rp127,67 triliun pada Desember 2023.

Dari total aset tersebut, Bank Umum mendominasi dengan nilai Rp201,18 triliun atau tumbuh 6,44 persen yoy, berkontribusi sebesar 98,18 persen terhadap total aset. Sementara itu, aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencapai Rp3,77 triliun, tumbuh 0,56 persen yoy dengan porsi 1,82 persen dari keseluruhan aset perbankan.

Sementara itu, kredit yang disalurkan mencapai Rp165,56 triliun, meningkat sebesar 3,81 persen (yoy). Penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit produktif yang menyumbang 53,80 persen dari total kredit, meskipun laju pertumbuhan tertinggi datang dari kredit konsumtif yang meningkat 7,87 persen.

Berdasarkan sektor ekonomi, kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran menjadi yang terbesar dengan pangsa 22,98 persen atau sekitar Rp38,05 triliun.

Indikator intermediasi perbankan Sulawesi Selatan juga menunjukkan kinerja solid. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 120,92 persen, menunjukkan tingginya penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit. Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) berada di angka 3,00 persen, masih dalam batas wajar kendati perlu tetap menjadi perhatian.

Secara keseluruhan, kontribusi Bank Umum mendominasi seluruh indikator utama seperti aset, DPK, dan kredit, masing-masing dengan pangsa pasar lebih dari 98 persen. Namun, peran BPR tetap relevan, khususnya dalam menyasar segmen mikro dan UMKM di daerah. 

Rincian kinerja sektor perbankan Sulsel per April 2025. (Dok. OJK Sulselbar)