Bineka.co.id, Makassar – Harapan warga Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar, untuk menikmati akses air bersih kini menjadi kenyataan. Berkat inovasi dari PT PLN (Persero), teknologi Desalinasi Berbasis Energi Surya (DE-BES) berhasil menghadirkan air bersih yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di pulau yang selama ini menghadapi krisis air.
Pulau Barrang Lompo merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Spermonde yang berjarak sekitar 13 kilometer dari daratan Makassar. Berdasarkan catatan dalam jurnal nasional kesehatan, sebagian besar penduduk di pulau ini pernah mengalami diare akibat air yang terkontaminasi. Ketergantungan pada sumur air yang kerap mengering di musim kemarau memaksa warga menyeberang ke Makassar hanya untuk membeli air bersih.
Kini, sistem DE-BES yang dikembangkan PLN mampu memproduksi hingga 3.000 liter air bersih per hari dari air laut. Sistem ini mengandalkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 4,4 kiloWatt peak (kWp) dengan dukungan baterai 4,8 kiloWatt hour (kWh), yang menggerakkan mesin Reverse Osmosis untuk memurnikan air laut.
Warga setempat, Kiki, menyampaikan rasa syukurnya atas manfaat yang dirasakan dari inovasi ini.
“Kami sangat terbantu karena selama ini sulit mendapatkan air bersih. Semoga teknologi ini bisa diterapkan juga di pulau-pulau lain,” ujarnya, Senin (4/8).
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turut mengapresiasi upaya PLN dalam menghadirkan solusi energi terbarukan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.
“Inovasi ini tidak hanya menjawab tantangan air bersih di wilayah pesisir dan kepulauan, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan energi hijau,” kata Andi Sudirman.
Dalam ajang Innovation in Technology for Southeast Asia (InTechSEA) Awards 2025 yang digelar Universitas Hasanuddin, teknologi DE-BES ini meraih penghargaan Platinum. Salah satu juri, Nayo Ramli, Ph.D., yang juga Plt. Asdep Infrastruktur Dasar Strategis di Kemenko Pembangunan dan Infrastruktur Kewilayahan, menyebut inovasi PLN sangat potensial untuk direplikasi di berbagai daerah terpencil.
“Program ini sangat bermanfaat dan perlu diperluas ke wilayah lain. Kami berharap PLN terus mendampingi masyarakat dalam pengelolaan teknologi agar berkelanjutan,” ujar Nayo.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar, Edyansyah, menjelaskan bahwa teknologi ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN. Selain menjawab tantangan air bersih, inovasi ini mendukung target dekarbonisasi dan transisi energi nasional.
“Sistem ini tidak hanya membantu warga secara langsung, tapi juga berkontribusi mengurangi emisi lebih dari 1,26 ton CO₂e per tahun dan sampah plastik hingga 3.900 kg,” tutur Edyansyah.
Ia menambahkan, manfaat ekonomi juga mulai terasa dengan berkurangnya ketergantungan pada genset diesel, serta munculnya peluang usaha lokal berbasis air bersih.
“Inisiatif ini sejalan dengan visi PLN menjadikan listrik sebagai penggerak kesejahteraan masyarakat yang berwawasan lingkungan, sesuai prinsip SDGs dan ESG,” pungkas Edyansyah.
Tinggalkan Balasan