Oleh : Penyuluh Agama Buddha Kabupaten Karimun, Heri Paryono, S.Pd.

Pada jaman Buddha, para bhikkhu melakukan pengembaraan untuk menyebarkan Dhamma. Ketika jumlah bhikkhu cukup banyak para bhikkhu yang berpergian dimusim hujan mengakibatkan jubah para bhikkhu basah, tanaman yang dilewati rusak dan serangga -serangga kecil terinjak-injak. Para bhikkhu menghindari melakukan tindakan yang dapat merugikan makhluk hibup kemudian Sang Buddha menetapkan peraturan bahwa bhikkhu harus berdiam di suatu tempat selama musim hujan (vassa) dan tidak pergi ke tempat lain selama tiga bulan. Masa Vassa jatuh pada sekitar bulan Juli dan berakhir bulan Oktober berdasarkan penanggalan masehi.

Bhikkhu yang melaksanakan vassa harus berdiam di suatu tempat tertentu yang mempunyai batas-batas tertentu. Apabila seorang bhikkhu mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan, Sang Buddha memberikan izin untuk pergi tetapi bhikkhu itu harus kembali dalam waktu tujuh hari. Apabila waktu tujuh hari terlampaui, maka pelaksanaan vassa menjadi gagal.

Pada masa vassa para bhikkhu mempelajari dhamma secara mendalam serta praktik meditasi yang lebih intensif. Umat yang mengunjungi para bhikkhu yang sedang melaksanakan Vassa dapat memperoleh berkah. Ada banyak berkah dan manfaat yang bisa diperoleh baik secara piritual maupun sosial ketika mengunjungi anggota sangha diantaranya: mempererat hubungan dengan sangha, melakukan kebajikan, berkesempatan mendengarkan dhamma, mempraktikkan dhamma untuk mengurangi kekotoran batin, menjadi pendukung kelangsungan Dhamma dengan menyokong kebutuhan pokok para bhikkhu. Selain itu dalam hal sosial dengan mengunjungi bhikkhu dapat menciptakan komunitas yang harmonis, menjadi telahdan bagi generasi muda sehinnga nilai – nilai buddhis dapat ditanamkan sejak diniserta menumbuhkan keyakinan, ketenangan batin dan semangat hidup.

Mengunjungi bhikkhu di masa vassa bukan sekadar tradisi, tetapi praktik nyata dari Mangala Sutta: Umat memilih bergaul dengan yang bijaksana, Menghormat mereka yang patut dihormati, Serta menanam kebajikan yang menjadi berkah utama bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Melakukan Kebajikan di masa vassa memiliki pahala berlipat ganda karena mendukung praktik para bhikkhu dalam masa pelatihan intensifnya