Bineka.co.id, Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai melakukan rangkaian inspeksi operasional di 257 bandar udara sebagai bagian dari persiapan angkutan udara Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dan mencegah dampak cuaca ekstrem.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh fasilitas dan layanan penerbangan berada pada kondisi optimal selama periode puncak mobilitas masyarakat.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menjelaskan bahwa inspeksi dilakukan oleh inspektur dari kantor pusat bersama inspektur Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) wilayah I hingga X.
Tim pusat ditugaskan memeriksa 12 bandar udara, termasuk Husein Sastranegara, Binaka, Morowali, Adi Sutjipto, Lede Kalumbang, Betoambari, Umbu Mehang Kunda, Depati Amir, Silampari, Kalimarau, Sultan Babullah, dan H. Asan Sampit. Sementara itu, inspektur OBU akan memeriksa 245 bandara lainnya sesuai wilayah kerja masing-masing.
Menurut Dirjen Lukman, fokus pemeriksaan meliputi runway, taxiway, apron, fasilitas visual, sistem kelistrikan, kesiapsiagaan darurat, serta drainase di area sisi udara. Adapun di sisi darat, tim memeriksa kesiapan terminal penumpang. Ia menambahkan bahwa kesiapan para inspektur sendiri menjadi bagian penting dalam memastikan kualitas hasil inspeksi.
Hasil evaluasi dari seluruh pemeriksaan akan dikompilasi dan disampaikan kepada Direktur Bandar Udara serta Kepala Kantor OBU untuk ditindaklanjuti oleh unit pengelola bandar udara terkait.
“Hasil dari inspeksi para inspektur ini harus ditindaklanjuti oleh unit penyelenggara bandar udara terkait, sehingga pada saat pelaksanaan Nataru semua berjalan dengan lancar, aman dan selamat,” ujar Lukman.
Selain inspeksi, Ditjen Hubud juga mengeluarkan sejumlah arahan menghadapi potensi cuaca ekstrem dan risiko bencana. Langkah tersebut mencakup peningkatan kewaspadaan operasional, penyampaian informasi perubahan cuaca kepada pilot, pemantauan runway secara berkala untuk menghindari FOD, serta penguatan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, Ditjen Hubud meminta seluruh satuan kerja untuk siap berkolaborasi dengan instansi terkait apabila terjadi kondisi darurat serta segera melaporkan insiden maupun kejadian signifikan lainnya kepada pimpinan.
“Kami berharap pelaksanaan angkutan udara Nataru kali ini dapat memberikan kesan yang baik, perjalanan yang nyaman, selamat dan aman,” ujar Lukman.

Tinggalkan Balasan