Makassar, Bineka.co.id Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menegaskan komitmennya untuk penuntasan Mega Proyek Bendungan Jenelata yang bernilai Rp4,1 triliun. Bendungan yang diskemakan investasi kepada China ini salah satu yang terbesar di Indonesia.

Bendungan Jenelata berada di Desa Tanakaraeng, Desa Pattalikang, dan Desa Moncongloe di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, sekitar 25 kilometer dari Kota Makassar.

Bendungan ini dirancang untuk mereduksi banjir periode ulang 50 tahun dari 1.037 meter kubik menjadi 686 meter kubik, serta menyuplai air irigasi bagi 23.340 hektare lahan dengan target peningkatan intensitas tanam hingga 300 persen.

Selain itu, bendungan tersebut diproyeksikan menyuplai air baku sebe-sar 6,05 liter per detik untuk SPAM Regional Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar), mendukung potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air 7 MW, PLTS terapung 244 MW, dan membuka peluang pengembangan wisata.

Gubernur Andi Sudirman memberikan apresiasi kepada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan yang dinilai berperan aktif dalam mendampingi dan mengawal proses pembe basan lahan sehingga proyek dapat berjalan lancar dan sesuai aturan.

“Tentu apresiasi ke-pada Kejaksaan Tinggi Sulsel yang sangat

proaktif dalam mendu kung pembebasan lahan dan pendampingan hukum. Sinergi ini sangat membantu agar pembangunan berjalan lancar dan sesuai aturan,” ujamya saat berkunjung ke lokasi pembangunan Bendungan Jenelata, Oktober lalu. Andi Sudirman menjelaskan, Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu infrastruktur kunci dalam pengelolaan air di Sulawesi Selatan. Selain sebagai sumber irigasi bagisekitar 23ribu hektare sawah yang akan menca pai Indeks Pertanaman (IP) 300, bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir kawasan Mamminasata, serta penyedia air baku bagi sekitar 40 ribu sambung an rumah (SR) di masa mendatang.

“Bendungan ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi investasi besar untuk ketahanan pangan dan ekonomi masyara kat. Kita harap akselerasi konstruksi terus ditingkatkan agar manfaat nya segera dirasakan, tegasnya.

Saat ini, progres pembangunan bendung an telah mencapai sekitar 20 persen dan ditarget kanrampung pada tahun 2028. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersa ma BBWS Pompengan Jeneberang, pemerintah kabupaten, dan lemba ga terkait berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek tersebut.

“Insya Allah pemerintah akan terus berko mitmen mempercepat proyek investasi ini demi menggerakkan ekonomi. Kami berharap masyarakat sekitar turut mendukung karena proyek ini akan membawa banyak manfaat, baik di sektor pertanian, wisata, maupun pendapatan masyarakat,” tambah Andi Sudirman.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulsel Asrul Sani mengatakan, progresnya fisiknya sudah mencapai 20 persen. Meskipun, ada tantangan dalam pembe. basan lahan. BBWS Pompengan Jeneberang sebagai perpanjangan tangan Kementerian PU hendak membebaskan lahan milik PTPN | Regoinal 8 Makassar. Namun, lahan tersebut sempat ditanami dan digarap oleh masyarakat. “Tapi sudah difasilitasi oleh Pak Kejati lewat Satgas Investasi. Kebetulan beliau adalah Wakil Ketua Satgas Investasi dan sudah dipertemukan dengan masyarakat yang mengaku menggarap di atas lahan PTPN,” ujar Asrul.

Kepala BBWSPJ Heriantono Waluyadi melaporkan perkembangan pembangunan terkini. “Progres pembangunan saat ini mencapai 19,56 persen. Tahun 2025 ini ditargetkan mencapai 20, 57 persen, ujar Waluyadi,

la juga memaparkan pembaruan terkait pembebasan lahan yang kini berada pada Tahap IV. Total lahan yang sudah dibebaskan mencapai 9,72 persen luas atau 21,93 persen bidang. Dari totalkebutuhan 1.772,28 hektare meliputi 2.991 bidang, terealisasi 167,41 hektare atau 656 bidarg. Anggaran pembebasan lahan yang sudah terserap mencapai Rp 303,37 miliar.

Heriantono menyampaikan apresiasi atas dukungan lintas lembaga dan berkomitmen menjalankan arahan terkait pembebasan lahan dengan konsisten berkoordinasi bersama Pemerintah Daerah, BPN, dan Kejaksaan.