Bineka.co.id, Makassar – Listrik merupakan salah satu hak dasar bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan listrik menjadi krusial dalam kehidupan sehari-hari. Menerangi lampu ruangan, mandi, mengisi daya ponsel, dan masih banyak lagi. Kebutuhannya sudah primer tapi pemenuhannya belum menyentuh semua kalangan. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sulawesi Selatan (YLKI Sulsel) menyoroti hal ini. Listrik mesti dinikmati oleh seluruh kalangan, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil seperti pedesaan ataupun kepulauan.

“Itukan masyarakat khususnya di pesisir kepulauan seharusnya itu mereka sudah lama mendapatkan listrik tetapi listrik ini masih menjadi masalah. Padahal listrik ini mestinya menjadi kebutuhan wajib yang disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat,” ujar Ketua YLKI Sulsel, Ambo Masse kepada Bineka.co.id, 25 Oktober 2025.

Sebagai bukti memberikan pelayanan energi kelistrikan yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa daerah termasuk wilayah pesisir.

SuperSUN merupakan kombinasi PLTS mikro yang terintegrasi dengan sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System atau BESS). Pembangkit listrik yang mengambil energi panas bumi dari matahari kemudian disimpan dalam perangkat berbasis baterai. SuperSUN bisa mengaliri listrik hiProgram ini bertujuan untuk menjangkau berbagai daerah terpencil yang belum tersentuh oleh energi listrik yang murah dan berkeadilan. Pulau Samalona salah satu yang mendapatkan bantuan dari program ini.

Total ada 20 rumah tangga di Pulau yang berjarak sekitar 30 menit dari Kota Makassar itu, kini teraliri listrik SuperSUN. Pulau Samalona kini bisa bersinar hingga 24 jam sejak program ini menyentuh masyarakat Agustus 2025 lalu. Pulau kecil dengan luas sekitar 2,3 hektare itu kini makin cantik terlihat bahkan pada malam hari.

Potret Junior Teknisi Konstruksi PLN, Muhammad Rezky saat menggunakan perlengkapan keselamatan sebelum memasang perangkat Supersun. (Dok. Andi Alfath)

Ambo Masse yang merupakan aktivis konsumen itu mengapresiasi langkah dari BUMN energi itu yang telah menyediakan layanan kelistrikan yang berkeadilan ke wilayah yang terpencil sekalipun seperti Pulau Samalona. Keindahan dan potensi wisatanya bisa makin dimaksimalkan.

“Ini sudah menjadi tanggung jawab negara dan juga BUMN yang memang perusahaan milik negara. Sekarang dengan adanya SuperSUN sudah lebih baik dan harapannya ini bisa menjadi awal dari pemenuhan dan pemerataan listrik di wilayah pesisir dan pulau-pulau terpencil,” jelasnya.

Potong Biaya Operasional

Salah satu pengelola penginapan di Pulau Samalona yakni Kamaruddin dg. Lallo mengaku sangat terbantu dengan adanya SuperSUN. Biasanya ia harus merogoh kocek yang dalam hanya untuk listrik. Maklum, listrik yang ia gunakan bersumber dari genset yang mesti terus diisi bensin.

“Dulu sebelum ada SuperSUN, satu rumah satu genset. Kami kan beli solar dari pengecer, di sini harganya Rp15 ribuan. Nah kalau di kali lima, total pengeluaran kami bisa mencapai Rp100 ribu untuk listrik saja,” terangnya kepada Bineka.co.id ketika ditemui di Pulau Samalona,” ungkap Kamaruddin yang juga Ketua RT setempat.

Kamaruddin menuturkan, dengan adanya SuperSUN, para wisatawan yang ingin menginap satu sampai dua hari tak perlu lagi khawatir dengan harga yang membengkak karena penggunaan listrik. Sebab, listrik kini sudah tidak lagi mengandalkan genset.

“Tapi bisa sekarang ditawar lebih rendah mungkin 10 persen karena sudah ada super sun yang mengurangi biaya operasional juga,” jelasnya.

Junior Teknisi Konstruksi PLN, Muhammad Rezky turut menyampaikan bahwa program SuperSUN ini juga dibuat sangat mudah untuk dikelola. Selain karena tidak menimbulkan limbah, pemeliharaannya juga sederhana, cukup membersihkan panel surya secara berkala sehingga debu dan kotoran tidak menghalangi area panel.

“Maintanancenya mudah, cukup dibersihkan secara berkala. Dibersihkan panelnya supaya tidak menghalangi matahari yang akan menyerap energi.

Di kesempatan yang berbeda, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turut mengapresiasi langkah PLN dalam melistriki hingga ke pelosok. Ia menyebut, melistriki daerah terpencil adalah mimpi lama yang akhirnya berhasil kita wujudkan. Alhamdulillah, dalam momentum HUT Sulsel ke-365 ini, wilayah yang selama ini listriknya terbatas kini telah diterangi berkat kerja keras banyak pihak dan kehadiran teknologi ramah lingkungan, yaitu SuperSUN dari PLN,” kata Sudirman.

“Ini bukan sekadar soal listrik, tapi soal keadilan energi. Kami bersyukur dan bangga bisa menghadirkan terang bagi saudara-saudara kita di pelosok Sulawesi Selatan. Terima kasih kepada seluruh tim, khususnya PLN, atas komitmen dan inovasinya untuk menerangi negeri,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, juga mengucapkan terima kasih atas inisiasi PLN melalui inovasi SuperSUN dalam melistriki kepulauan.

“Kami optimis program ini bisa menyentuh pulau-pulau lainnya, karena untuk memberikan kesejahteraan dibutuhkan listrik. Alhamdulillah, Pulau Samalona menjadi percontohan. Dengan hadirnya listrik PLN tentu bisa memberikan manfaat dan berkah bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya listrik masyarakat dapat melakukan kegiatan ekonomi untuk menambah penghasilan,” ujar Munafri.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Edyansyah, menyampaikan komitmen PLN untuk terus mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T.

“SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Kami tidak hanya membawa cahaya, tapi juga harapan. SuperSUN dirancang agar masyarakat kepulauan bisa mandiri energi dengan memanfaatkan potensi alam sekitar, sekaligus mendukung pariwisata hijau yang berkelanjutan di Sulawesi Selatan,” kata Edyansyah.

Edyansyah menambahkan bahwa listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat, tim PLN berhasil menyeberangi laut dari Kota Makassar ke Pulau Samalona dengan mengangkut material berbobot hingga 100 kilogram (kg) per unit. Tak jarang, petugas PLN juga dihadapkan pada cuaca yang kurang bersahabat dan ombak besar. Namun semua itu tidak menyurutkan semangat PLN dalam melistriki Pulau Samalona.

“Dengan adanya listrik, warga di sini dapat memaksimalkan potensi wisatanya. Nelayan juga dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, pengunjung meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik,” jelasnya.

Hingga September 2025, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99 persen. Selain itu, sebanyak 1.486 unit SuperSUN di 80 desa telah terpasang di Sulawesi Selatan. Hal ini menjadi bagian dari komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.