Makassar, Bineka.co.id – Bertepatan dengan Hari Maritim Nasional ke-61, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) menandatangani tujuh perjanjian kerja sama dengan mitra strategis dari industri, perguruan tinggi, hingga pemerintah.

Penandatanganan berlangsung serentak dalam rangkaian International Maritime Symposium on Hydrodynamic Science and Technology (IMS–HydroST) 2025 di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, pada 22–23 September 2025.

Kepala PRTH BRIN, Teguh Muttaqie, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan momentum penting dalam memperkuat ekosistem riset maritim nasional. Menurutnya, transformasi maritim tidak bisa hanya ditopang oleh riset akademis, melainkan harus disertai kolaborasi erat dengan industri dan lembaga pemerintah agar inovasi benar-benar bisa diimplementasikan untuk kepentingan bangsa.

Lingkup kerja sama yang ditandatangani PRTH meliputi riset hidrodinamika desain dan manufakturing purwarupa Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) bersama PT Inti Teknik Solusi, riset dan inovasi terkait floating offshore wind turbine bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran, serta studi konsiderasi struktur hidrodinamika terhadap lokasi implementasi energi panas laut bersama PLN Puslitbang.

Kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan difokuskan pada riset dan pengembangan desain kapal patroli cepat, sedangkan dengan PT Pranata Energi Nusantara terkait riset dan prospek pemanfaatan platform hidrodinamika untuk mendukung energi laut. Kerja sama juga dilakukan bersama PT Lintech Duta Pratama dan Universitas Diponegoro dalam riset pengkajian teknologi tangki Liquefied Natural Gas (LNG) terstandar.

Selain itu, PRTH menandatangani perjanjian dengan konsorsium industri di Sulawesi Selatan yang melibatkan PT Huadi Bantaeng Industry Park, PT Sulsel Andalan Energi (Perseroda Sulawesi Selatan), dan PT Bantaeng Sinergi Cemerlang (Perseroda Bantaeng) dalam penelitian penerapan teknologi perlindungan pantai dan pelabuhan ramah lingkungan berbasis pemanfaatan produk samping industri.

Penandatanganan serentak ini menjadi salah satu agenda utama dalam IMS–HydroST 2025, yang mengusung tema “Empowering Maritime Transformation: Green, Safe, Smart, and Sustainable Solutions through Multi-Disciplinary Collaboration”.

Forum internasional tersebut memang dirancang tidak hanya sebagai ajang pertukaran pengetahuan, tetapi juga sebagai wahana memperkuat jejaring riset, industri, dan pemerintah melalui plenary session, kompetisi poster ilmiah, dan penandatanganan kerja sama multi-sektor.

Melalui tujuh kerja sama strategis ini, BRIN berharap kolaborasi yang terjalin mampu mempercepat lahirnya inovasi maritim yang aplikatif, mulai dari energi terbarukan berbasis laut, teknologi keselamatan dan keamanan pelayaran, hingga solusi perlindungan ekosistem pesisir.

Kehadiran mitra industri, perguruan tinggi, dan pemerintah dalam kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi maritim Indonesia hanya dapat dicapai melalui sinergi lintas disiplin dan lintas sektor.***