Bineka.co.id, Jakarta – Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi menegaskan pentingnya terobosan digital dan inovasi manajerial dalam pelayanan transportasi udara untuk memperkuat layanan publik di tengah tantangan global yang kian kompleks. Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) 2025 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Kantor Pusat Kemenhub, Jakarta.

“Kita perlu menjadikan transformasi digital sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing dan kepuasan pengguna layanan. Contohnya melalui penerapan pencatatan dan pemantauan lalu lintas penerbangan berbasis digital serta mendorong optimalisasi kapasitas bandara dan rute penerbangan,” ujar Menhub.

Menurutnya, Rakornis menjadi momentum untuk menyiapkan masa depan transportasi udara yang lebih inklusif, modern, dan kompetitif. Untuk itu, Menhub menekankan perlunya sinergi lintas kementerian dan lembaga, mulai dari Kementerian Keuangan dalam mendukung optimalisasi anggaran, Kementerian PANRB dalam percepatan transformasi SDM dan digitalisasi layanan publik, hingga Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan dalam mendukung kebijakan pembangunan transportasi udara.

“Koordinasi dan sinergitas lintas lembaga bukan sekadar penting melainkan sebuah langkah yang harus dilakukan. Ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam memperkuat sektor transportasi udara, khususnya sebagai penggerak utama pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang dinamis,” kata Menhub.

Menteri PANRB, Rini Widyantini, menambahkan bahwa teknologi kini bukan sekadar alat bantu, melainkan penggerak utama transformasi. Ia menekankan bahwa aparatur sipil negara (ASN) di bidang transportasi udara harus hadir sebagai problem solver yang mampu menghadirkan solusi dan nilai tambah bagi masyarakat.

“Kita melihat bagaimana kemajuan teknologi telah diterapkan pada layanan transportasi udara. Di antaranya, smart airport dan artificial intelligence digunakan untuk mengatur arus penumpang, melakukan predictive maintenance pesawat, hingga smart air traffic management. Di sisi lain, ada automation dan robotics,” jelas Rini.

Mengutip data International Air Transport Association (IATA), Indonesia diproyeksikan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada 2036 dengan jumlah penumpang mencapai 355 juta orang. Namun, pertumbuhan ini harus diimbangi tata kelola yang baik, regulasi yang adaptif, layanan publik yang prima, serta kompetensi SDM yang mampu menguasai teknologi baru.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menjelaskan Rakornis 2025 dirancang untuk menjawab tantangan aktual sektor penerbangan. Agenda pembahasan meliputi penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) dari perspektif bandara dan navigasi penerbangan, peningkatan kesadaran keamanan siber dengan merujuk kasus serangan siber pada Qantas Airline, serta transformasi manajerial SDM Ditjen Hubud.

Rakornis ini turut dihadiri Wakil Menteri Perhubungan Suntana, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Odo Manuhutu, pimpinan tinggi Kemenhub, direksi BUMN transportasi udara, pimpinan Badan Usaha Angkutan Udara, serta asosiasi penerbangan.