Makassar, Bineka.co.id – Halaman Masjid Al Mubarak Trika, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, berubah menjadi pusat keramaian pada Jumat, 5 Sepember 2025 sore.

Sejak pukul 16.00 WITA, masyarakat sudah memadati lokasi untuk mengikuti Gerakan Pangan Murah Andalan Hati yang digagas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan yang merupakan bagian dari Gerakan Pangan Murah ini merupakan kerjasama antara Pemprov dengan Bulog. Beras SPHP per karung isi 5 kilogram, dapat diperoleh dengan syaratnya, cukup membawa Kartu Keluarga (KK). Setiap warga hanya diperbolehkan membeli satu karung agar distribusi lebih merata.

Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, hadir langsung menyalurkan beras murah tersebut. Ia menyapa warga satu per satu sambil memastikan distribusi berjalan tertib.

“Kami ingin memastikan kebutuhan pokok masyarakat tetap terjangkau. Apalagi beras adalah kebutuhan utama sehari-hari. Dengan harga ini, semoga bisa meringankan beban keluarga,” ujar Fatmawati.

Ia menambahkan, Pemprov Sulsel terus berupaya menjaga stabilitas pangan di tengah fluktuasi harga yang kerap menjadi keluhan masyarakat.

“Program ini akan terus kami dorong di berbagai wilayah, agar manfaatnya lebih luas,” kata Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sulsel itu.

Antusiasme warga begitu tinggi. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, 150 karung beras yang disiapkan ludes terjual. Warga antre mendapatkan beras murah tersebut.

Sebagian besar pembeli adalah ibu rumah tangga dan mahasiswa sekitar Tamalanrea. Nurhayati, seorang ibu rumah tangga yang datang bersama dua anaknya, mengaku sangat terbantu.

“Terima kasih banyak untuk pemerintah Sulsel. Harga beras sekarang kan cukup berat bagi kami, jadi bantuan seperti ini sangat meringankan. Harapan kami kegiatan ini bisa lebih sering diadakan,” tuturnya.

Andi Rahmat, mahasiswa Universitas Hasanuddin, juga merasakan hal serupa.
“Sebagai anak kos, saya merasa sangat terbantu. Harga beras murah ini sangat membantu untuk kebutuhan harian. Salut buat pemerintah yang peduli mahasiswa,” ujarnya.

Sri Wahyuni, warga lain, bahkan rela datang lebih awal.

“Kalau tidak buru-buru, bisa kehabisan. Alhamdulillah masih dapat, terima kasih banyak untuk Ibu Wagub dan semua yang peduli,” katanya.

Menjelang magrib, antrean mulai lengang. Warga pulang dengan wajah sumringah, memeluk erat karung beras di tangannya. Sore itu, Tamalanrea menyaksikan keberkahan lewat kepedulian dan kebersamaan.