Bineka.co.id, Makassar – Busi mungkin hanya komponen kecil pada sepeda motor, tetapi fungsinya sangat vital. Jika kondisinya bermasalah, dampaknya bisa serius: mesin brebet, tarikan berat, bahkan motor mogok di tengah jalan.
Ada sejumlah faktor yang membuat busi cepat kotor. Pertama, penggunaan bahan bakar berkualitas rendah atau oplosan kerap menimbulkan sisa pembakaran berlebih yang menempel di ujung busi. Kondisi ini makin parah bila motor sering dipakai dalam kecepatan rendah dalam waktu lama, sehingga mesin tidak mencapai suhu optimal.
Selain itu, filter udara yang jarang dibersihkan juga berkontribusi. Debu dan partikel halus bisa ikut masuk ke ruang bakar, menyebabkan pembakaran tidak sempurna. Gejalanya, ujung elektroda busi menghitam dan performa pengapian menurun.
Faktor lain adalah oli yang bocor ke ruang bakar, biasanya akibat ring piston aus atau seal klep rusak. Oli yang terbakar meninggalkan kerak basah pekat di busi dan berpotensi membuat motor harus turun mesin.
Tak hanya itu, gaya berkendara juga berpengaruh. Motor yang terlalu sering digeber pelan-pelan di jalan macet tanpa pernah “dibawa lari” cenderung menghasilkan tumpukan karbon pada busi.
Kualitas busi pun menentukan. Busi palsu atau murahan lebih cepat berkerak karena tidak tahan panas. Sementara itu, settingan karburator atau injeksi yang tidak tepat juga bisa memicu pembakaran tidak sempurna, mempercepat kotoran menempel pada busi.
Sayangnya, banyak pengendara hanya membawa motor ke bengkel setelah mesin benar-benar bermasalah. Padahal, kotoran pada busi sering kali tidak terlihat sejak awal.
Untuk itu, servis rutin di bengkel resmi AHASS menjadi solusi terbaik. Teknisi AHASS dapat mendeteksi kondisi busi dan sistem pengapian sejak dini, sehingga masalah bisa dicegah sebelum motor benar-benar mogok.
Jika motor mulai terasa berat, brebet, atau susah dinyalakan, pengendara disarankan segera memeriksakannya ke AHASS terdekat agar performa mesin tetap terjaga optimal
Tinggalkan Balasan