Makassar, Bineka.co.id – Bus Trans Mamminasata makin hari makin digemari oleh masyarakat sebagai moda transportasi alternatif yang murah meriah. Moda ini dibiayai oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan dan dikelola oleh Dishub Sulsel.
Awalnya ada lima rute yang beroperasi kemudian berkurang menjadi tiga rute, yakni rute Pelabuhan Galesong Takalar – Panakukang Square (Koridor 1), Kampus Unhas Tamalanrea – Stasiun Mandai Maros (Koridor 2) dan Kampus Unhas Gowa – Kampus Unhas Tamalanrea (Koridor 5). Kini di 2025 tersisa satu rute yakni koridor 5.
Kementerian Perhubungan sebenarnya sudah mewanti-wanti pemutusan stimulan tersebut pada akhir 2024. Tetapi sampai sekarang tinggal koridor 5 yang masih beroperasi. Rencananya pemerintah provinsi dan pemerintah daerah setempat akan kongsi-kongsi membiayai koridor ini. Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPT Trans Mamminasata, Dishub Sulsel, Nurdiyana.
“Tentu ada komunikasi dengan pemerintah kabupaten kota tapi kita tahu bersama untuk tahun 2025 ini pemerintah kabupaten belum bisa mengambil langkah langkah lebih lanjut termasuk kebijakan untuk mensubsidi karena baru baru kita pilkada tentu selanjutnya kita akan bangun komunikasi setelah pelantikan,” terangnya ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Pembicaraan awal sudah dilakukan oleh Dishub Sulsel dengan Dishub kabupaten kota yang melewati rute Trans Mamminasata yakni Makassar, Takalar, Gowa dan Maros. Tapi langkah selanjutnya masih menunggu para kepala daerah terpilih.
“Tapi setelah pelantikan baru komunikasinya, tapi untuk informasi awal kami sudah melakukan komunikasi dengan perhubungan kabupaten kota untuk kedepannya,”
jelasnya.
Pemprov Sulsel sendiri kata Diyana berencana akan mengambil alih satu koridor yang memiliki load factor tinggi. Diketahui load factor adalah perbandingan kapasitas yang tersedia dan kapasitas yang terjual. Kendati ia tak merinci koridor mana yang akan diambil alih Pemprov.
“Pemprov disini ada rencana untuk mengambil alih tapi keterbatasan anggaran ya hanya satu koridor, tapi penentuannya informasi tersebut ada di pimpinan kami. Ini menjadi pemikiran bersama, agar transportasi massal ini terus berlanjut ke depannya, karena ini melewati wilayah mamminasata, makassar gowa maros takalar,” tuturnya.
Dengan adanya bantuan dari pemerintah provinsi maupun daerah bukan tidak mungkin semua rute bisa kembali terbuka seperti awal-awal bus Trans Mamminasata itu beroperasi.
Tetapi hal ini tidak dengan kekurangan. Diyana berbicara terkait dengan penataan kembali tarif bus jika dikelola oleh pemerintah daerah. Meski di awal akan digratiskan sambil menunggu aturan. Bukan tidak mungkin akan ada kenaikan tarif.
“Perubahan tarif kalau yang koridor lima kan masih di subsidi oleh kementrian perhubungan karena sudah ada aturan maka akan berbayar. Tetapi kalau misalnya Pemprov mengambil alih di awal awal tentu tidak bisa berbayar karena belum ada aturan, yang tentu kita menerapkan tarif atau memungut tentu saja harus ada perdanya tapi tentu perlu proses,” jelasnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo menyampaikan bahwa satu koridor yang akan dihiayai oleh Pemprov Sulsel sendiri ialah koridor 1 meliputi Pelabuhan Galesong Takalar-Panakkukang Square.
“Kita lihat koridor yang sangat potensial sekali untuk kita ambil adalah koridor 1. Jadi semnestara sudah ada kesiapan. Kenapa alasannya koridor 1 kita pilih karena load factor itu 60 persen lebih,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan