Bineka.co.id, Makassar – PT Vale Indonesia Tbk menegaskan komitmennya dalam mendukung hilirisasi industri nikel dan pembangunan berkelanjutan melalui penyelesaian tiga proyek strategis berbasis teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL). Proyek ini tersebar di tiga lokasi utama di pulau Sulawesi dan menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Senior Coordinator Social Development Program PT Vale, Laode Muhammad Ichwan, menjelaskan bahwa proyek-proyek ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan nilai tambah komoditas nikel, tetapi juga menciptakan efek berganda bagi perekonomian nasional.

“Ketiga proyek tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) karena mampu memberikan multiplier effect pada tingkat perekonomian nasional,” tegasLaode.

Proyek pertama, IGP Pomalaa, dibangun bersama mitra global Ford Motor Company dan Huayau Cobalt. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 120 ribu kilo ton Ni/tahun dalam bentuk MHP (Mixed Hydroxide Precipitate). Total nilai investasinya mencapai USD 4,5 miliar, termasuk pembangunan pabrik dan tambang, dan ditargetkan rampung pada 2026. Hingga November lalu, proyek ini telah menyerap lebih dari 2.300 tenaga kerja.

Proyek kedua, IGP Sorowako Limonite, memiliki kapasitas produksi 60 ribu kilo ton nikel per tahun dalam bentuk MHP. Nilai investasi proyek ini mencapai USD 2,0 miliar dan juga ditargetkan selesai pada 2026.

Sementara itu, proyek ketiga, IGP Morowali, dikerjakan bersama mitra dari Tiongkok, GEM. Pabrik ini juga berkapasitas 60 ribu ton nikel per tahun. Uniknya, proyek ini dibangun di kawasan industri dengan energi hijau dan dirancang menjadi pabrik net-zero emission. Dilengkapi pula dengan fasilitas R&D serta pusat transfer teknologi ke Indonesia. Nilai investasi proyek ini sebesar USD 2,0 miliar, dengan target penyelesaian pada 2027 dan melibatkan lebih dari 2.000 tenaga kerja.

“Karena yang menopang Indonesia emas ya dari nikel, PT Vale hadir menambang dengan mempertimbangkan masa depan,” tutupnya.