Bineka.co.id, Barru – Departemen Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk Sekolah Politik Masuk Desa di Desa Ajakkang, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, pada Jumat, 25 Juli 2025. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Program Kemitraan Masyarakat (PPMU-PK-M) yang melibatkan tim dosen Ilmu Politik Unhas: Dr. Muh. Imran, Endang Sari, Marwan, dan Ummi Suci F. Bailusy.

Kegiatan ini menggandeng Karang Taruna Desa Ajakkang sebagai mitra strategis dalam memperkuat kapasitas generasi muda desa dalam mengawal kebijakan publik yang berpihak pada pelestarian budaya mangrove dan pembangunan ekonomi biru.

Dua dosen Ilmu Politik Unhas, Dr. Muhammad Imran dan Marwan, tampil sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut.

Dalam pemaparannya, Dr. Muhammad Imran menekankan pentingnya kehadiran pemuda dalam proses pembangunan, terutama dalam isu-isu ekonomi daerah. “Sebagai pemuda daerah, kita harus peka. Pembahasan ekonomi daerah bukan hanya milik pemerintah atau yang tua-tua saja, tetapi juga tanggung jawab anak muda,” tegas Imran.

Sementara itu, Marwan menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi biru berbasis potensi lokal harus berpijak pada tiga pilar utama: pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan sosial-budaya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di desa dapat didorong melalui pengelolaan sumber daya lokal seperti produk olahan mangrove, budidaya kepiting bakau, hingga ekowisata yang mampu menciptakan lapangan kerja tanpa merusak lingkungan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa ekosistem mangrove merupakan fondasi utama dalam ekonomi biru karena berfungsi mencegah abrasi serta menjadi habitat penting bagi biota laut. Pelibatan warga dalam menjaga dan merehabilitasi hutan mangrove dinilai sebagai langkah krusial.

Di sisi lain, Marwan menegaskan bahwa dimensi sosial-budaya tak boleh diabaikan. “Budaya masyarakat pesisir yang telah lama hidup berdampingan dengan hutan mangrove justru menjadi modal sosial dalam mengembangkan kebijakan publik yang berakar pada identitas lokal,” urainya.

Program ini menjadi salah satu upaya nyata Unhas dalam menjembatani pengetahuan akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat, serta memperkuat posisi pemuda desa sebagai agen perubahan dalam pembangunan berbasis kearifan lokal.