Bineka.co.id, Jakarta – Fenomena “rojali” atau rombongan jarang beli di pusat perbelanjaan mulai mencuat di berbagai kota besar. Masyarakat terlihat ramai mengunjungi mal, namun enggan melakukan transaksi belanja. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menilai tren ini sebagai cerminan dari kehati-hatian kelas menengah atas dalam membelanjakan uangnya sepanjang semester pertama 2025.
“Tercermin di big data, jadi di big data kalau kita lihat trennya sejak awal tahun sampai Juni belum bagus. Company sudah oke terutama di beberapa sektor, tapi secara konsumen, terutama kelas menengah atas yang punya uang, mereka men-drive 70% konsumsi,” ungkap David dalam acara Editors Briefing Bank Indonesia (BI) di Labuan Bajo, Jumat (18/7).
David juga mengungkapkan, sejumlah pelaku usaha barang mewah turut merasakan dampaknya. Ia menyebut beberapa pemegang merek barang premium mengeluhkan kondisi pasar yang dinilai mirip seperti masa krisis ekonomi global 2008.
“Saya melihat memang ada kehati-hatian. Saya perhatikan ketemu beberapa supplier luxury tas mereka merasakan, ada beberapa pemegang merek, ini kok mirip-mirip seperti krisis 2008,” tambahnya.
Alih-alih berbelanja, masyarakat dari segmen menengah atas lebih memilih menempatkan dananya pada instrumen investasi yang dinilai lebih menjanjikan. David menjelaskan bahwa saat ini mereka cenderung menyimpan dana di produk-produk keuangan seperti deposito, giro, dan Surat Berharga Negara (SBN), seiring tren suku bunga yang relatif tinggi.
“Tapi dari sisi tenaga dalam besar lagi, sementara parkir dulu di instrumen investasi bunga 9% 8% giro, deposito, SBN lumayan tinggi, belum instrumen investasi lain. Emas digital, emas biasa, perhiasan. Investasi lagi menarik buat mereka, sementara mereka ke sana dulu,” tuturnya.
Fenomena “rojali” dinilai menjadi indikator penting bagi pelaku industri ritel dan keuangan untuk memetakan ulang strategi pemasaran serta memahami perubahan perilaku konsumsi masyarakat pascapandemi dan dalam kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Tinggalkan Balasan