Bineka.co.id, Jakarta – Bursa Karbon Indonesia menunjukkan tren positif sejak pertama kali diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga akhir Juni 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah terdapat 112 pengguna jasa yang secara resmi memperoleh izin untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, mengungkapkan bahwa mekanisme pasar karbon di Indonesia mulai menunjukkan geliat signifikan sebagai bagian dari ekosistem pembiayaan berkelanjutan.

“Sejak peluncurannya hingga akhir Juni 2025, Bursa Karbon telah mencatatkan total volume perdagangan sebesar 1.599.322 ton setara karbon dioksida (tCO₂e), dengan akumulasi nilai mencapai Rp77,95 miliar,” ujar Ismail.

Menurutnya, pencapaian ini mencerminkan respons positif dari pelaku industri terhadap komitmen pengurangan emisi, sekaligus menandakan bahwa pasar karbon memiliki potensi besar dalam mendukung transisi energi nasional.

“Bursa Karbon menjadi salah satu langkah konkret dalam membangun ekosistem keuangan berkelanjutan yang sejalan dengan agenda global untuk menurunkan emisi gas rumah kaca,” tambahnya.

OJK berharap tren ini terus berkembang dan mampu menarik lebih banyak pelaku usaha untuk berpartisipasi aktif dalam perdagangan karbon, baik melalui sektor energi, industri manufaktur, maupun kehutanan.