Bineka.co.id, Jakarta – Layanan Kereta Cepat Whoosh mencatat pertumbuhan signifikan sepanjang paruh pertama tahun ini. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sebagai bagian dari KAI Group, melaporkan bahwa sebanyak 2.936.599 penumpang telah menggunakan layanan Whoosh sejak Januari hingga Juni 2025. Angka tersebut meningkat sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan 2.668.894 penumpang.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa lonjakan volume penumpang ini dipicu oleh sejumlah momentum libur nasional.
“Peningkatan ini turut dipengaruhi oleh sejumlah momen libur nasional seperti Idulfitri, libur sekolah, dan Tahun Baru Islam yang mendorong lonjakan signifikan volume harian,” ujarnya.
Selama periode puncak, jumlah penumpang harian rata-rata mencapai 24.000–25.000 orang. Rekor tertinggi tercatat pada 27 Juni 2025, dengan 26.770 penumpang dalam satu hari.
Whoosh mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan kereta cepat dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Sejak peluncuran perdananya hingga akhir Juni 2025, total penumpang yang telah dilayani melebihi 10 juta orang.
Pertumbuhan ini didorong oleh kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, pemegang saham, serta mitra pembangunan. Integrasi layanan dengan moda transportasi lainnya seperti kereta feeder, LRT Jabodebek, bus, dan taksi juga turut memperluas aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan pengguna.
Di sisi lain, Whoosh juga menjadi simbol keberhasilan alih teknologi. Saat ini, seluruh pengoperasian kereta cepat telah ditangani sepenuhnya oleh tenaga kerja Indonesia, menunjukkan penguasaan teknologi tinggi oleh SDM nasional.
Dari perspektif lingkungan, studi dari Pusat Polar Universitas Indonesia mencatat bahwa emisi karbon per penumpang-kilometer Whoosh hanya sebesar 6,9 gram CO₂, jauh di bawah kendaraan pribadi yang menghasilkan 12,7 gram CO₂. Dengan efisiensi ini, Whoosh mampu menurunkan emisi karbon hingga 54% dan membantu menekan potensi kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas hingga Rp2,91 miliar per tahun.
Anne menegaskan, capaian ini menjadi bukti nyata transformasi sistem transportasi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan.
“Pencapaian Whoosh ini adalah simbol kemajuan Indonesia dalam menghadirkan transportasi modern yang ramah lingkungan dan berstandar internasional. Ini membuktikan bahwa kita mampu melakukan lompatan besar untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat,” tutup Anne.
Tinggalkan Balasan