Bineka.co.id, Makassar – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat nilai impor barang yang dibongkar melalui pelabuhan di Sulsel pada Mei 2025 mencapai US$59,06 juta. Angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 44,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$107,06 juta.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menjelaskan bahwa penurunan ini sejalan dengan tren pelemahan nilai impor secara nasional, sekaligus mencerminkan terjadinya penyesuaian permintaan bahan baku maupun barang konsumsi.

“Nilai impor barang yang dibongkar melalui pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada Mei 2025 sebesar US$59,06 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 44,83 persen bila dibandingkan nilai impor Mei 2024 yang mencapai US$107,06 juta,” ujar Aryanto.

Lima kelompok komoditas utama yang diimpor selama Mei 2025 didominasi oleh Gula dan Kembang Gula (27,82%), Kakao atau Cokelat (22,20%), Mesin dan Peralatan Listrik (13,13%), Bahan Bakar Mineral (13,08%), serta Olahan Makanan Hewan (5,63%). Kelima komoditas ini mencerminkan kebutuhan industri dan konsumsi strategis di wilayah Sulawesi Selatan.

Impor Sulsel pada bulan tersebut paling banyak berasal dari Brazil (31,82%) dan Tiongkok (31,59%), diikuti oleh Malaysia (17,68%), Singapura (6,72%), dan Republik Dominika (4,66%). Dominasi Brazil mengindikasikan tingginya kebutuhan bahan pangan, khususnya gula, yang menjadi komoditas utama dari negara tersebut.

Mayoritas barang impor dibongkar melalui Pelabuhan Makassar, yang mencatat nilai sebesar US$50,59 juta atau 85,65 persen dari total nilai impor Sulsel pada Mei 2025. Hal ini menegaskan posisi Pelabuhan Makassar sebagai hub logistik utama kawasan timur Indonesia.

Secara kumulatif, nilai impor Sulawesi Selatan pada periode Januari hingga Mei 2025 tercatat sebesar US$308,55 juta, turun 30,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan pada aktivitas perdagangan luar negeri, baik karena faktor global maupun efisiensi substitusi impor di dalam negeri.