Bineka.co.id, Makassar – Penerimaan pendapatan daerah Sulawesi Selatan hingga 31 Mei 2025 telah mencapai Rp16,6 triliun atau 35 persen dari target tahun ini. Dari jumlah tersebut, Transfer ke Daerah (TKD) masih menjadi sumber terbesar yakni sebesar Rp12,71 triliun.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementrian Keuangan (Kemenkeu) Sulsel, Supendi, menyatakan bahwa kontribusi TKD terhadap pendapatan daerah masih cukup besar, disusul oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp3,58 triliun, Pendapatan Transfer Antar Daerah (PTAD) sebesar Rp282,96 miliar, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp28,39 miliar.
“Dukungan fiskal Pemerintah Pusat melalui TKD masih kuat sekaligus menandakan kemandirian fiskal Pemda yang masih perlu ditingkatkan,” ujar Supendi.
Selain aspek penerimaan daerah, program-program strategis juga menunjukkan progres signifikan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disalurkan hingga Mei 2025 mencapai Rp6,58 triliun, meskipun mengalami penurunan 8,29 persen secara tahunan (year-on-year). Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan menjadi penerima terbesar dengan total Rp3,18 triliun untuk 61.633 debitur. Bank Rakyat Indonesia menjadi penyalur utama dengan menyalurkan Rp5,3 triliun kepada 106.802 debitur.
Sementara itu, pembiayaan Ultra Mikro (UMi) tercatat sebesar Rp48,32 miliar, turun 62,07 persen dibanding tahun lalu. Penyaluran didominasi sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan nilai Rp47,24 miliar kepada 8.334 debitur. Permodalan Nasional Madani tercatat sebagai penyalur utama dengan total Rp41,89 miliar untuk 7.884 debitur.
Di sektor sosial, program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau 121.822 penerima manfaat di Sulawesi Selatan dengan anggaran Rp110 miliar. Program ini mencakup 576 sekolah, 120.838 siswa, 471 ibu hamil/menyusui, serta 513 balita.
Pada sektor pangan, target penyerapan gabah dan beras oleh Bulog di Sulsel mencapai 766.230 ton pada semester pertama 2025. Hingga Mei, realisasi telah mencapai 483.380 ton gabah dan 46.310 ton beras, dengan Sidrap menjadi wilayah penyerapan gabah tertinggi (80.550 ton), dan Parepare sebagai wilayah penyerapan beras tertinggi (14.960 ton).
Adapun Koperasi Desa Merah Putih, salah satu program prioritas nasional, ditargetkan dapat membentuk 70 ribu koperasi. Program ini diharapkan bisa bersinergi dengan BUMDes dan menjadi penggerak ekonomi desa, termasuk dalam rantai pasok bahan baku MBG. Hingga akhir 2023, jumlah koperasi aktif di Sulsel tercatat 4.977 unit, dengan total anggota mencapai 441.238 orang.
Dalam hal kelembagaan desa, sebanyak 2.253 desa di Sulawesi Selatan telah memiliki BUMDes dari total 2.266 desa. Hanya 13 desa yang belum membentuk BUMDes, tersebar di Takalar, Enrekang, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Toraja Utara.
Program subsidi untuk KUR dan pupuk juga terus berjalan. Hingga 20 Juni 2025, nilai penyaluran KUR di Sulawesi Selatan tercatat sebesar Rp6,58 triliun untuk 116.919 debitur, dengan estimasi subsidi mencapai Rp589,52 miliar. Kabupaten Bone menjadi daerah dengan penyaluran KUR tertinggi, yakni Rp654,40 miliar kepada 11.237 debitur.
Sementara itu, total penyaluran pupuk oleh 25 pemerintah daerah mencapai Rp468 miliar untuk 420.352 petani penerima manfaat.
Tinggalkan Balasan