Bineka.co.id, Jakarta – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus mempercepat pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan yang inklusif dan terintegrasi melalui Proyek Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (MASTRAN Project). Program ini didukung pendanaan dari Bank Dunia dan Agence Française de Développement (AFD), serta ditujukan untuk mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum di wilayah metropolitan seperti Medan dan Bandung, yang menjadi lokasi proyek percontohan BRT.
Sebagai bagian dari evaluasi tengah proyek, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan membuka kegiatan Mid Term Review (MTR) Mission, MASTRAN Project di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (16/6). Kegiatan ini bertujuan meninjau capaian dan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan demi efektivitas pelaksanaan proyek.
“MTR bertujuan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan telah berjalan sesuai rencana, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan langkah-langkah korektif agar proyek tetap on-track,” ujar Aan.
Aan menjelaskan, proyek ini dimulai sejak 2022 namun mengalami keterlambatan selama tiga tahun. Sejak pinjaman dinyatakan efektif pada 13 Oktober 2023, MASTRAN mencatat sejumlah kemajuan penting, termasuk penandatanganan nota kesepakatan wilayah Mebidang (Medan, Binjai, Deli Serdang) pada 16 Oktober 2023 dan wilayah Cekungan Bandung pada 7 Maret 2024. Ia juga mengapresiasi kesiapan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, dan daerah terkait dalam mendukung program ini.
“Harapannya, proyek ini bisa selesai tepat waktu pada tahun 2027 dengan dukungan semua pihak,” tambah Aan.
Program ini termasuk dalam agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan akan diperluas ke tujuh kota lainnya setelah tahap awal ini tuntas. Pemerintah menargetkan pembiayaan dari World Bank dan AFD juga akan mendukung perluasan tersebut.
Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan sekaligus Ketua Project Implementation Unit (PIU) MASTRAN, Muiz Thohir, melaporkan sejumlah capaian teknis. Saat ini, tender konstruksi wilayah Mebidang telah dilakukan, sementara wilayah Cekungan Bandung sedang dalam persiapan tender. Paket pengembangan sistem transportasi pintar (ITS) direncanakan lelang pada Januari 2026 setelah proyek infrastruktur berjalan.
Meski mencatatkan kemajuan, Muiz menyampaikan masih ada indikator Project Development Objectives (PDO) dan Intermediate Results (IR) yang belum sepenuhnya tercapai, termasuk penyerapan anggaran, komitmen APBD, dan evaluasi layanan publik. Namun pemerintah yakin nilai proyek sebesar 264 juta dolar AS dapat terserap maksimal hingga akhir 2026.
Ditjen Perhubungan Darat menyatakan komitmen untuk memperkuat koordinasi antar pihak, mempercepat penyelesaian Detail Engineering Design (DED), proses tender, serta konstruksi di Medan dan Bandung. Pemerintah juga memfasilitasi alternatif pembiayaan seperti skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta pembagian biaya APBN-APBD untuk pengadaan armada.
Proyek BRT MASTRAN di Mebidang akan dilengkapi 527 unit bus, 21 km jalur khusus, 32 stasiun BRT, dan 448 halte. Di wilayah Cekungan Bandung, akan disiapkan 579 unit bus, 21 km jalur khusus, 34 stasiun, dan 768 halte di luar koridor utama. Infrastruktur ini diharapkan memperluas akses dan meningkatkan kualitas transportasi umum di kedua wilayah.
Tinggalkan Balasan