Bineka.co.id, Makassar – Tak ada batas jarak bagi Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla dalam menyalurkan bantuan. Lembaga ini menembus pulau-pulau terpencil, mengetuk pintu-pintu rumah di wilayah terisolasi, memastikan bantuan tiba langsung ke tangan mereka yang paling membutuhkan.

Salah satu wilayah yang dijangkau adalah Desa Liangkabori, sebuah desa terpencil di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Desa ini merupakan kawasan kepulauan di utara jazirah Sulawesi Tenggara. Medannya sulit dijangkau—jaringan seluler nyaris tak tersedia saat memasuki wilayah tersebut—namun tim dari Makassar tetap menembusnya.

Di bawah terik matahari, tim LAZ Hadji Kalla menyusuri desa tersebut. Mereka mengetuk rumah-rumah berstruktur kayu rapuh, banyak di antaranya dihuni oleh lansia yang hidup sendiri.

Salah satu penerima bantuan adalah Wa Maulia, perempuan berusia 70 tahun yang hidup dari hasil menenun kain secara manual.

“Yang saya kerjakan ini sudah sebulan belum selesai. Kalau selesai bisa dapat Rp300 ribu,” ujarnya sambil tetap menenun.

Usai berbincang singkat, tim menyerahkan satu paket bantuan berisi beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan sarung. Wa Maulia menyambut dengan mata berkaca-kaca dan memeluk bantuan itu dengan haru.

Di rumah lain, tim menemui Wa Maena, perempuan yang usianya diperkirakan lebih dari 100 tahun. Meski daya ingat dan pendengarannya telah menurun drastis, senyumnya tetap merekah saat menerima bantuan.

Sekretaris Desa Liangkabori, La Mondoi, mengatakan bahwa mayoritas warga desanya hidup dalam kondisi miskin ekstrem. Pekerjaan utama mereka adalah bertani, namun lapangan kerja sangat terbatas.

“Untuk itu, harapan kami, program bantuan seperti yang dilakukan LAZ Hadji Kalla ini dapat berkelanjutan karena melihat kondisi masyarakat di sini. Mungkin bisa dilihat sendiri bagaimana bahagia dan antusias mereka saat diberi bantuan. Apalagi di momen hari raya banyak kebutuhan di tengah kondisi mereka yang sangat kekurangan,” jelasnya.

Setelah Liangkabori, tim melanjutkan perjalanan menuju Desa Terapung Mawasangka di Kabupaten Buton Tengah. Perjalanan laut memakan waktu hampir 4,5 jam. Sebelumnya, mereka juga menyalurkan bantuan ke Desa Ambelang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dengan cara berjalan melintasi jembatan kayu di atas laut yang menghubungkan rumah-rumah warga.

Salman Febriyansyah, Manager Islamic Care LAZ Hadji Kalla, menjelaskan bahwa program penyaluran sembako ini rutin dilakukan setiap tahun dalam tajuk Idul Fitri Bahagia. Tahun ini, LAZ Hadji Kalla menyalurkan total 10.000 paket di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Sebanyak 75.000 paket lainnya dibagikan di Jakarta dan Sumatera Barat.

“Program ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk terus memberikan kontribusi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami berharap, melalui pembagian paket sembako seperti ini dapat meringankan beban mereka yang kurang mampu sehingga bisa ikut merayakan hari raya dengan lebih bahagia dan bermakna,” tuturnya.

Setelah tahap distribusi sembako, LAZ Hadji Kalla akan kembali menjangkau pelosok melalui program bantuan sound system gratis untuk masjid-masjid yang belum memiliki pengeras suara atau yang kondisinya sudah rusak.

Bagi LAZ Hadji Kalla, memberi bantuan bukan sekadar soal jarak. Semua penerima harus terverifikasi dan tercatat dengan jelas. Tujuannya satu: memastikan bantuan sampai kepada mereka yang benar-benar menantikannya.