Bineka.co.id, Makassar — “Ketika umat benar-benar memahami ajaran agamanya, maka nilai-nilai damai akan menjadi kebiasaan hidup.” Kalimat itu keluar tenang namun dalam dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, saat berdiri di hadapan ratusan umat Buddha dan tokoh lintas agama pada peringatan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025, Senin malam (12/5), di Vihara Ibu Agung Bahari, Makassar.
Dalam suasana yang khidmat dan penuh refleksi, Ali Yafid mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membumikan nilai-nilai damai—bukan hanya di tempat ibadah, tetapi juga dalam keseharian. Ia menekankan pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan sebagai fondasi kerukunan yang sejati.
“Mari kita hidupkan perdamaian melalui pikiran, tutur kata, dan perilaku kita sehari-hari. Inilah fondasi sejati dari kerukunan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung tingginya Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sulawesi Selatan yang mencapai 79,1 persen. Menurutnya, capaian tersebut mencerminkan kesadaran kolektif umat beragama dalam membangun harmoni, bukan semata hasil program formal pemerintah.
“Majelis-majelis agama di Sulsel sudah seperti saudara sekandung. Setiap kegiatan keagamaan selalu kami sinergikan dalam semangat kebersamaan,” ucapnya, yang langsung disambut tepuk tangan dari hadirin.
Lebih jauh, Ali Yafid menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam merawat nilai-nilai lintas iman. Menurutnya, pendidikan spiritual harus berjalan beriringan dengan pembentukan karakter agar lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap sesama.
Peringatan Waisak yang diselenggarakan oleh Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel ini mengangkat tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia.” Acara berlangsung di pelataran Vihara Ibu Agung Bahari, Jalan Sulawesi, Makassar, dan dihadiri oleh ratusan umat Buddha dari berbagai daerah di Sulsel, bersama para tokoh agama, unsur Forkopimda, dan jajaran pemerintah.
Ketua Permabudhi Sulsel, Yonggris, menyampaikan bahwa Waisak tahun ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Bhakti Permabudhi, yang diisi dengan berbagai kegiatan sosial, mulai dari donor darah, pembagian bingkisan, hingga bakti sosial di Taman Makam Pahlawan.
“Peringatan ini bukan hanya seremoni, tetapi juga momen berbagi kasih melalui aksi nyata,” ujar Yonggris.
Ia juga menginformasikan bahwa Sulawesi Selatan akan menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Permabudhi yang akan digelar pada 27–29 Juni 2025 di Hotel Aston Makassar, dengan kehadiran ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Peringatan Waisak turut dihadiri oleh perwakilan Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, serta tokoh-tokoh dari NU, Muhammadiyah, FKUB, Kanwil Kemenag, TNI, Polri, dan lembaga-lembaga keagamaan lainnya.
Suasana malam itu bukan hanya menjadi saksi ritus keagamaan, tetapi juga pertemuan batin antariman. Makassar sekali lagi menunjukkan dirinya sebagai kota yang merawat keberagaman bukan sebagai tantangan, melainkan sebagai anugerah bersama untuk masa depan yang damai.
Tinggalkan Balasan