Jakarta, Bineka.co.id – Produsen mobil ramah lingkungan asal China, BYD, kembali menunjukkan sinyal kuat untuk membawa teknologi hybrid ke Indonesia.

Selain fokus pada mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV), perusahaan ini juga mempertimbangkan untuk memperkenalkan Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV) ke pasar otomotif Tanah Air.

Hal ini disampaikan oleh Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, dalam gelar wicara Indonesia Center for Mobility Studies di JIExpo Kemayoran, Selasa 19 Februari 2025.

BYD, yang telah menjadi pemimpin pasar kendaraan listrik dan hybrid secara global, saat ini hanya memasarkan model BEV di Indonesia.

Namun, di negara asalnya, Tiongkok, BYD telah mengembangkan berbagai model hybrid yang menggabungkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik. Teknologi ini masuk dalam kategori New Energy Vehicle (NEV), yang juga mencakup PHEV.

Luther Panjaitan mengungkapkan, BYD sebenarnya sudah siap secara produk untuk membawa PHEV ke Indonesia. Namun, keputusan ini masih menunggu kalkulasi optimal terkait kesiapan pasar.

“Kita hanya tunggu kalkulasi optimal apakah sudah waktunya kami membawa PHEV. Secara kesiapan produk, kita sudah siap,” ujarnya.

Dukungan pemerintah melalui insentif mobil hybrid juga menjadi faktor pendorong bagi BYD. Kebijakan ini dinilai sangat positif, terutama untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat di daerah-daerah yang belum memiliki infrastruktur pendukung mobil listrik yang memadai.

“EV jadi prioritas utama terlebih dulu sambil pelajari penerimaannya cukup baik. Insentif hybrid ini kita rasa sangat baik,” kata Luther.

Menurutnya, pemberian insentif mobil hybrid tidak dimaksudkan untuk mengalihkan pasar dari BEV ke hybrid, melainkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai wilayah Indonesia.

“Kita lihat juga kondisi demografi Indonesia di beberapa area itu menantang. Saya rasa insentif ini mencoba mengakomodir dari sisi demografi, jadi bukan pada dampaknya pengalihan pasar,” imbuhnya.

BYD berharap, dengan membawa produk PHEV yang terjangkau, perusahaan dapat lebih efektif menjangkau pasar yang lebih luas. “Ini hanya persilangan antar pasar. Kalau kita bisa bawa produk PHEV terjangkau, pasti jadi lebih efektif,” tambah Luther.

Kehadiran mobil hybrid BYD di Indonesia diprediksi akan semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain utama di pasar kendaraan ramah lingkungan. Apalagi, dengan dukungan insentif pemerintah, peluang untuk meningkatkan penetrasi pasar hybrid di Tanah Air semakin terbuka lebar.

Dengan pertimbangan matang dari BYD dan dukungan kebijakan pemerintah, tidak menutup kemungkinan mobil hybrid BYD segera meluncur di Indonesia.

Hal ini akan menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus mendorong percepatan transisi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan.***